Anggota Banggar DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani mengatakan anggaran Covid-19 tahun 2021 senilai Rp64,6 miliar dan realisasinya baru Rp35,9 miliar serta alokasi terbesar ada dalam penanganan Rp24,4 miliar.
DARA – “Anggaran yang terpakai baru 55,5 persen, realisasi terbesar dipenanganan covid senilai Rp24,4 miliar dan sisanya terbagi dibeberapa pos,” ujar Murjani kepada dara.co.id, Senin (16/8/2021).
Murjani menjelaskan untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) pagu anggarannya Rp14,8 miliar dan realisasinya Rp10 Miliar. Itu masuk ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.
“Ya 60 persen, pagu 14,8 dan terbayar Rp10 miliar, jadi selama tujuh bulan serapan diangka 55,5 persen,” ujarnya.
Murjani berharap pihak eksekutif lebih menjelaskan secara rinci dan utuh, karena memang masyarakat menanti penjelasan mengenai penggunaan anggaran Covid-19.
“Tentu kami mendorong eksekutif untuk lebih terbuka serta membuka secara detail mengenai penggunaan anggaran Covid-19, jadi yang saya tahu sebagai banggar Rp64,6 miliar,” tegasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2021 menyediakan anggaran covid senilai Rp75 miliar dan yang sudah terserap sekitar Rp35 miliar.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Kota Tasikmalaya, Hanapi, Minggu (8/8/2021).
“Kurang lebih Rp35 Miliar (yang sudah terserap) maaf saya lagi nyetir,” kata Hanapi melalui pesan WhatApp.
Sementara itu, Dewan Pengurus Harian (DPH) Serikat Petani Pasundan (SPP) Tasikmalaya, Abdul Aziz menilai dengan bedanya jumlah anggaran covid yang dijelaskan Banggar dan Kepala BPKAD Kota Tasikmalaya ada sesuatu yang patut dipertanyakan.
“Jumlahnya kok berbeda menurut Banggar Rp64,6 miliar sedangkan kata Kepala BPKAD Rp75 miliar. Ini mana yang benar,” kata Abdul Aziz.
Menurutnya, dengan perbedaan angka anggaran covid jangan sampai adanya pembohongan publik.***
Editor: denkur