Soal Kasus KIPI, Begini Penjelasan Penjabat Wali Kota Sukabumi

Kamis, 20 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Geger, kasus meninggalnya seorang bayi pasca diimunisasi, atau disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

DARA | Persitiwa itu terjadi di Sukabumi beberapa hari lalu dan hingga kini masih jadi sorotan publik.

Penanggapi itu Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, mengatakan sejak kejadian dilaporkan, pemerintah kota terutama dinas kesehatan telah melakukan berbagai upaya sesuai prosedur.

Kusmana pun mengikuti Zoom Meeting dengan Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi, Kamis (20/6/2024).

Lalu dalam konferensi persnya Kusmana menjelaskan langkah-langkah yang diambil terkait peristiwa KIPI tersebut.

Dikatakan Kusmana, langkah-langkah yang diambil diantaranya mendampingi keluarga almarhum, mulai dari merespon pelaporan hingga proses pemakaman.

Kemudian, mengumpulkan data terkait kejadian KIPI, termasuk data sebelum dan saat kejadian, dari pihak keluarga dan puskesmas.

Melaporkan KIPI kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, KOMDA KIPI Jabar, Kementerian Kesehatan, dan KOMNAS KIPI.

Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait dan menyiapkan bahan audit dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI.

Kusmana mengatakan, hasil audit dari KOMNAS KIPI yang memberikan kesimpulan bahwa prosedur pemberian imunisasi telah dilakukan sesuai dengan yang berlaku.

Namun, untuk mengetahui penyebab kematian, diperlukan tambahan data dan bukti dengan melakukan pemeriksaan uji endotoksin dan sterilitas terhadap semua vaksin yang diberikan serta melakukan otopsi forensik atau klinis.

Mengikuti penyampaian hasil audit kepada keluarga di Pemda, Kusmana Hartadji menyatakan bahwa pihak keluarga ingin kepastian terkait penyebab kematian.

“Secara prosedur, semuanya sudah dilakukan. Namun, karena data tidak lengkap, untuk memastikan penyebab kematian, kami menunggu hasil uji dari BP POM yang akan keluar tiga minggu kemudian, serta akan dilakukan otopsi untuk memastikan hal ini,” tuturnya.

Pemerintah Kota Sukabumi, kata Kusmana berkomitmen untuk mendampingi keluarga almarhum, mendampingi dan mengawal setiap tahapan yang diperlukan.

“Prosedur vaksinasi anak sudah dilakukan sesuai ketentuan, almarhum telah divaksin sejak lahir dan menerima empat kali imunisasi. Kami juga mengirimkan video dari saat anak mulai merasakan panas, dan kami sedang mencari penyebab utamanya,” tuturnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Kabupaten Garut Raih Penghargaan Peduli HAM dari Kementerian HAM RI
Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
Berita ini 17 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 17 Desember 2024 - 09:25 WIB

Kabupaten Garut Raih Penghargaan Peduli HAM dari Kementerian HAM RI

Senin, 16 Desember 2024 - 16:27 WIB

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

HUKRIM

Polres Sukabumi Sikat Peredaran Sabu Seberat 1.677,66 gram

Selasa, 17 Des 2024 - 11:25 WIB