Isu RUU HIP dan komunisme yang menerpa PDI Perjuangan belakangan ini bisa saja berpengaruh terhadap elektabilitasnya di Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bandung, Desember mendatang.
DARA | BANDUNG – Demikian disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Bandung, Harjoko Sangganagara kepada dara.co.id melalui sambungan telepon, Senin (28/6/2020).
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang melakukan upaya-upaya untuk menetralkan pengaruh tersebut karena tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut cukup membuat khawatir akan turunnya jumlah dukungan dan simpatisan terhadap PDI Perjuangan.
“Salah satu langkah untuk menetralisir itu, karena ini terkait kepartaian, maka kami sudah melaporkan tentang insiden pembakakaran bendera partai ke Polresta Bandung,” ujar Harjoko.
Selain itu, para kader juga diharapkan untuk memasang bendera partai di rumah masing-masing dan juga pihaknya terus menguatkan ideologi Pancasila di tengah masyarakat.
Harjoko juga menjelaskan hadirnya sosok Yena Iskandar Ma’soem sebagai calon bupati dari partainya menjadi salah satu harapan untuk bisa meraih hati masyarakat, karena disaat terjadi konflik seperti ini, hadirmya sosok perempuan bisa mendinginkan suasana yang sedang panas.
“Bu Yena setiap hari terus berkonsolidasi di tengah masyarakat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas pribadinya juga, disisi lain sosoknua sebagai perempuan diharapkan bisa meraih hati masyarakat,” jelasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, belum ada laporan terjadinya konflik di masyarakat terkait ramainya isu RUU HIP dan komunisme di wilayah Kabupaten Bandung. “Itu kan yang terjadi di Jakarta dan di Kabupaten Bandung sendiri masih kondusif,” imbuhnya.***
Editor: denkur