Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan tanggapan atas aksi penolakan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan oknum tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta.
DARA – Emil mengatakan sudah menelusuri kasus tersebut. Faktanya, hanya sebatas bercanda dengan menggunakan media sosial.
“Itu cuma main-main, mengobati stres dengan main TikTok. Ternyata memang tidak diniatkan,” katanya, di Markas Polda Jabar, Senin (11/1/2020).
Emil, sapaan akrabnya, telah menegur oknum tenaga kesehatan bersangkutan. Dia meminta agar tidak menggunakan isu sensitif sebagai bahan candaan. Pasalnya, hal itu dapat diterjemahkan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang serius dan penting, serta menimbulkan persepsi yang berbeda.
“Saya titip di situasi pandemi yang semua orang juga capek dan stres, hindari mencari hiburan dengan menggunakan isu-isu yang sangat sensitif. Mohon tidak diulangi lagi,” tegasnya.
Dia juga mengakui kasus tersebut bermunculan di berbagai daerah, seperti Kabupaten Karawang juga Cikarang Bekasi. Dirinya berharap pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak terjadi lagi.
Emil memastikan vaksin Covid-19 dinilai aman dan halal. Terbukti bahwa dirinya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jabar bersedia menjadi relawan uji coba vaksin Covid-19.
“Tubuh kita ada antibodi untuk melawan Covid-19. Hal ini untuk menyemangati masyarakat yang tidak yakin akan vaksin Covid-19,” ujarnya.
Hal ini juga menjadi alasan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jabar menjadi relawan dengan disuntik vaksin Covid-19. Apa yang dilakukan pihaknya, guna menepis keraguan ditengah masyarakat terhadap vaksin virus corona baru.
“Kalau kami tidak ikut maka pertanyaan soal keraguan suntik vaksin Covid-19 tidak bisa kita jawab. Nanti disangka konspirasi. Rencananya, pada Februari 2021 hasilnya akan dilaporkan Bio Farma ke BPPOM. Bocorannya, sekarang hasilnya baik tapi definisi klinisnya bukan kewenangan saya,” imbuhnya.
Emil juga memberikan kesaksian atas efek samping setelah menjalani uji coba vaksin Covid-19. Dia mengaku di usia yang ke-49 hanya merasakan linu dan pegal selama satu jam, lantaran jarum suntik vaksin yang digunakan sedikit lebih besar dari biasanya.
“Saya jujur apa adanya. Efek samping lainnya selama tiga hari sering ngantuk menjelang Maghrib, biasanya tidak pernah terjadi. Hanya itu saja,” ujarnya.
Sebelumnya sempat beredar informasi akan terjadi demam dan pembekakan pada tubuh pasca disuntikan vaksin Covid-19, ternyata tidak terjadi.
“Alhamdulillah saya sehat bisa dilihat sekarang kami-kami yang berdiri di sini,” ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, sejumlah tenaga kesehatan di Purwakarta diduga mempromosikan penolakan vaksin Covid-19 di media sosial TikTok.
Dalam video berdurasi 17 detik tersebut, pidato Presiden Joko Widodo mengenai vaksin Covid-19 diparodikan.
Sejumlah tenaga kesehatan dalam video tersebut memberikan isyarat tubuh tidak mau divaksin.***
Editor: denkur