Soroti Kasus Pernikahan Dini di Kabupaten Bandung, Teh Nia Merasa Prihatin

Rabu, 2 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kurnia Agustina Naser (Teh Nia). (Foto: Humas Pemkab Bandung)

Kurnia Agustina Naser (Teh Nia). (Foto: Humas Pemkab Bandung)

“Bukan hanya memenuhi hasrat, tetapi banyak sekali konsekuensi-konsekuensi, yang artinya butuh juga perencanaan agar kekuatan yang dibangun untuk membina mahligai rumah tangga ini bukan hanya demi kepentingan sesaat. Tetapi itu tadi, mahligai rumah tangga ini mudah-mudahan sakinah, mawaddah, dan warohmah,” jelas Kurnia Agustina Naser.


DARA | BANDUNG – Kasus pernikahan dini belakangan ini begitu memprihatinkan, termasuk di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dari data di Pengadilan Agama Soreang, sejak Januari hingga Juni 2020, sudah ada sebanyak 462 surat permohonan dispensasi yang diajukan.

Secara umum, pernikahan dini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang sering dikaitkan dengan kondisi ini adalah ekonomi, tingkat pendidikan yang kurang, faktor adat, pengaruh media massa, dan kondisi-kondisi tertentu seperti kehamilan di luar nikah.

Menyoroti hal tersebut, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung, Kurnia Agustina Naser mengaku prihatin, apalagi alasan banyaknya pernikahan dini tersebut hanya terdorong oleh nafsu sesaat.

“Kita juga harus melihat jeli dulu alasan kenapa bisa terjadi pernikahan dini tersebut,” ujar Kurnia melalui sambungan telepon, Rabu (2/9/2020).

Perempuan yang akrab disapa Teh Nia ini berharap, pihak orangtua atau teman-teman dari para pelaku pernikahan dini ini bisa berfikir panjang bahwa menjadi satu keluarga dalam ikatan sah memiliki banyak konsekuensi yang harus ditanggung bersama.

“Bukan hanya memenuhi hasrat, tetapi banyak sekali konsekuensi-konsekuensi, yang artinya butuh juga perencanaan agar kekuatan yang dibangun untuk membina mahligai rumah tangga ini bukan hanya demi kepentingan sesaat. Tetapi itu tadi, mahligai rumah tangga ini mudah-mudahan sakinah mawaddah warohmah,” jelasnya.

Terkait upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, ia menyebut ketika angka pernikahan dini masih banyak berarti sosialisasi sampai ke pelosok-pelosok itu dirasakan masih kurang. Namun demikian, untuk menyosialisasikan itu, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata, tetapi harus juga oleh lembaga-lembaga pernikahan seperti Depag dan Kemenag.

Selain itu, lanjut Nia, para politisi harus juga menyelenggarakannya. Lalu LSM juga harus peduli akan nasib anak bangsa ke depannya, kemudian komunitas-komunitas perlindungan perempuan dan anak juga harus gencar melakukan sosialisasi.

“Pemahaman dari para orangtuanya sendiri tentang pentingnya mempersiapkan generasi mendatang dengan kualitas sebaik-baiknya pun harus jadi prioritas utama. Jadi kalau sekarang dirasakan angka pernikahan dini ini tinggi, tentu saja banyak sekali pemicunya ya,” pungkasnya.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Kenapa Orangtua Indonesia Lebih Takut Anak Tak Sopan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat
Disperkim Kabupaten Sukabumi Siap Berkolaborasi Sukseskan Revalidasi Ciletuh Palabuhanratu
Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif
Bupati Bandung Barat Belum Bersuara Terkait Putusan PTUN Atas Gugatan Rini Sartika
Gaspoll di Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Bupati KBB Lakukan Pembenahan
Halal Bihalal Pertama Pemprov Jabar, Begini Pesan Gubernur Dedi Mulyadi
Coach Nova Arianto Menjawab Mereka Yang Meragukan Kepelatihannya
Cetak Sejarah, Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia U17 di Qatar
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 April 2025 - 15:35 WIB

Kenapa Orangtua Indonesia Lebih Takut Anak Tak Sopan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat

Rabu, 9 April 2025 - 15:09 WIB

Disperkim Kabupaten Sukabumi Siap Berkolaborasi Sukseskan Revalidasi Ciletuh Palabuhanratu

Rabu, 9 April 2025 - 11:29 WIB

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif

Rabu, 9 April 2025 - 10:13 WIB

Gaspoll di Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Bupati KBB Lakukan Pembenahan

Selasa, 8 April 2025 - 19:54 WIB

Halal Bihalal Pertama Pemprov Jabar, Begini Pesan Gubernur Dedi Mulyadi

Berita Terbaru

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memonitor kondisi lalu lintas di sejumlah titik berpotensi macet lewat konferensi video bersama petugas Dinas Perhubungan Jabar yang tersebar di lapangan. (Foto: biro adpim jabar)

HEADLINE

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 di Jawa Barat Kondusif

Rabu, 9 Apr 2025 - 11:29 WIB