Sosok Toni Toharudin: Mantan Kernet Angkot yang Sukses Sabet Gelar Profesor

Sabtu, 24 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Toni Toharudin (Foto: Dok Sevina)

Toni Toharudin (Foto: Dok Sevina)

Mun Keyeng Tangtu Pareng (Bila kita bersungguh-sungguh, maka cita-cita akan tercapai). Inilah motto hidup yang mengantarkan Toni Toharudin sukses menyabet gelar Profesor bidang Ilmu Data Sains di Universitas Padjajaran pada tahun ini, dan akan menjalani pengukuhan profesor pada Agustus 2023 nanti.


DARA | Motto ini menjadi spesial bagi Toni, karena ia tak pernah membayangkan cita-citanya bisa tercapai karena sadar bukan berasal dari keluarga dan lingkungan akademisi.

Di masa kecilnya, pria kelahiran Tasikmalaya 1 April 1970 ini adalah seorang kernet angkutan kota (angkot) di kota kelahirannya.

“Semasa SMP, saya menjadi kernet angkot trayek 04 jurusan Kota Tasikmalaya ke Kecamatan Mangkubumi. Rutenya masih ada hingga saat ini. Tapi sejak kecil saya selalu bercita-cita menjadi guru. Jadilah saya bekerja menjadi kernet setiap hari saat pulang sekolah hingga larut malam, dengan imbalan bukan gaji, tapi saya tidak perlu membayar SPP sekolah. Alhamdulillah cita-cita kini tercapai, bahkan diberi kesempatan menjadi guru besar,” kenang Toni dalam Webinar SEVIMA, Sabtu (24/06) pagi.

Berjuang Keras untuk Terus Belajar

Bekerja telah menjadi keseharian Toni di masa kecil. Sejak masih menjadi murid di Sekolah Dasar, putra bungsu dari enam bersaudara pasangan Mahmud dan Aik Karmini ini kerap membantu sang ayah untuk berjualan tembakau keliling ke toko-toko, maupun menjajakan roti buatan sang ibu ke sekeliling Kampung Sambong Tengah yang terletak di Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

Walaupun keuntungan dari berdagang tak seberapa, kedua orang tua selalu mengajarkan Toni dan kakak-kakaknya untuk selalu memprioritaskan menabung demi pendidikan. Bahkan, keluarga rela makan dan hidup seadanya, asalkan para anak-anaknya tetap bisa bersekolah.

“Jadi kenapa saya bercita-cita menjadi guru, karena dididik oleh orang tua saya ke arah situ. Pendidikan bagi kami sangat berharga dan akan mampu mengubah keadaan!,” ujar Toni.

Perjuangan melanjutkan pendidikan semakin berliku karena di kelas 5 SD, sang ayah meninggal dunia. Toni beserta kakak-kakaknya harus mencari nafkah dengan berbagai macam cara agar tetap bertahan hidup dan bersekolah. Dari situlah perjalanan Toni menjadi kernet angkot dan berbagai profesi lainnya dimulai hingga tahun 1989, saat Toni telah lulus SMA dan hendak mendaftar perguruan tinggi.

“Di tahun 1989, saya mendaftar kuliah, dan saya merasa harus kuliah dan diterima di perguruan tinggi negeri. Karena kalau kuliah di swasta tentu saya tidak sanggup membayar. Keinginan saya sangat kuat, karena jika saya tidak kuliah, mungkin saya akan tetap menjadi kernet angkot atau bekerja di kampung seperti sebelumnya!,” kenang Toni.

Dengan semangat belajar dan izin Tuhan, Toni berhasil menjadi mahasiswa S1 Statistika Universitas Padjajaran di Tahun 1989, lulus sarjana di tahun 1984, dan setahun kemudian mulai menjadi dosen di Universitas Padjajaran.

Terus Kerja Serabutan Walau Sudah Jadi Dosen

Sudah menjadi dosen bukan berarti akhir dari perjuangan Toni. Ia masih bercita-cita untuk terus mengenyam pendidikan demi mengubah nasib.

Kesempatan sebagai dosen ia manfaatkan untuk terus melakukan penelitian, sampai suatu saat meneliti bersama Johan HL Oud dan Kai Welzen, dua profesor asal Belanda, yang membukakan kesempatan padanya untuk melanjutkan studi non-degree, magister, hingga doktoral di Belgia dan Belanda dengan beasiswa pemerintah maupun biaya sendiri.

Karena beasiswa pemerintah jumlahnya terbatas, Toni juga harus bekerja keras selama kuliah di kawasan Eropa. Pekerjaan seperti mencuci piring di kantin, mencuci botol di pabrik, hingga menjadi peserta uji coba obat-obatan, pernah ia lakoni demi sesuap nasi di perantauan.

“Bahkan beberapa kali di kelas saat kuliah saya mengantuk, karena saya harus kuliah dari pagi hingga sore, lalu dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi saya harus bekerja,” kata Toni.

Sepulang studi dari Eropa pada tahun 2010, didikan orang tua Toni terbukti. Pendidikan berhasil merubah nasibnya.

Di tahun 2013, Toni dipercaya menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM), sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menjamin mutu pendidikan di puluhan ribu sekolah se-Indonesia.

Pada tahun 2018, Toni juga didapuk sebagai kepala badan tersebut, dan kini juga memperoleh kepercayaan sebagai Anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal di Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan tersebut terbukti membuat karakter Prof. Toni Toharudin yang gigih, ulet, dan memiliki semangat juang yang tinggi.

Kini nasib sang mantan kernet angkot itu telah berubah, bahkan mencapai prestasi sebagai seorang profesor. Oleh karenanya kepada para pelajar yang masih berjuang untuk berkuliah, Prof Toni mengajak para pelajar untuk terus bersemangat.

“Jangan pernah menyesali kegagalan karena Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan jalan yang terbaik. Mari kita terus percaya, mun keyeng tangtu pareng, yang artinya: berusaha sungguh-sungguh, maka pasti (cita-cita) akan tercapai!,” tuturnya, dalam rilis yang diterima redaksi, Sabtu (24/6/2023).

Editor: denkur

Berita Terkait

Pengabdian Kepada Masyarakat: Service With Impact – Kunci Komunikasi dan Pelayanan Berkualitas
Komjen Pol Oegroseno Membuka Turnamen Tenis Meja dalam rangka Dies Natalis Universitas Paramadina
Sinergi Bakrie Amanah & Kelompok Usaha Bakrie: Nutrisi Pintar untuk Masa Depan Anak Indonesia
Universitas Sangga Buana YPKP Perkuat Kerja Sama Internasional Melalui Penandatanganan MoU dengan Leave a Nest Malaysia dan ABPPTSI
ULBI Kukuhkan Agus Purnomo sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Rantai Pasok
Dari Bimtek Penguatan Refleksi dan Komunitas Belajar yang Digelar Disdik Kabupaten Sukabumi
Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB
FIFGROUP Berikan Beasiswa Prestasi kepada 448 Anak Karyawan se-Indonesia
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 16:06 WIB

Pengabdian Kepada Masyarakat: Service With Impact – Kunci Komunikasi dan Pelayanan Berkualitas

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:20 WIB

Komjen Pol Oegroseno Membuka Turnamen Tenis Meja dalam rangka Dies Natalis Universitas Paramadina

Senin, 10 Februari 2025 - 19:03 WIB

Sinergi Bakrie Amanah & Kelompok Usaha Bakrie: Nutrisi Pintar untuk Masa Depan Anak Indonesia

Senin, 10 Februari 2025 - 16:30 WIB

Universitas Sangga Buana YPKP Perkuat Kerja Sama Internasional Melalui Penandatanganan MoU dengan Leave a Nest Malaysia dan ABPPTSI

Jumat, 7 Februari 2025 - 16:27 WIB

ULBI Kukuhkan Agus Purnomo sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Rantai Pasok

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB