SP3 Kasus Sukmawati Digugat Praperadilan

Senin, 12 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto:net)

(Foto:net)

DARA| JAKARTA – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penerbitan SP3 merupakan kewenangan penyidik. Penghentian kasus tersebut telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pernyataan itu ia sampaikan terkait adanya gugatan praperadilan tentang penerbitan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3) kasus dugaan penodaan agama Sukmawati Soekarnoputri. Sidang perdana praperadilan telah dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

“Jadi gini, para penyidik mereka punya keyakinan, punya kewenangan sepanjang dia melakukan tindakan bisa tanggung jawab ya dilakukan. Itu adalah kewenangan penyidik, tidak bisa diganggu gugat, tidak bisa diintervensi,” ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (12/11).

Setyo tak mempermasalahkan adanya masyarakat yang menggugat keputusan Polri tersebut melalui praperadilan. Menurutnya, upaya praperadilan sudah tepat dilakukan untuk menguji prosedur penerbitan SP3.

“Kalau digugat itu nggak ada masalah, karena prosedur, memang aturannya demikian, kalau tidak puas ya diajukan praperadilan,” ujarnya.

Sementara itu, dilansir dari merdeka.com, sidang perdana praperadilan penerbitan SP3 kasus Sukmawati digelar di PN Jakarta Selatan pagi tadi. Gugatan tersebut dilayangkan Azam Khan, salah satu pelapor Sukmawati atas puisinya di Bareskrim Polri pada April lalu.

Azam menilai, penerbitan SP3 kasus Sukmawati tidak sesuai prosedur. Setidaknya ada sembilan poin yang digugat ke pengadilan melalui praperadilan tersebut.

“Intinya kami merasa ini harus diuji di persidangan, karena saya melihat Mabes Polri tidak serius menangani kasus ini. Ada yang menyakiti umat Islam tapi dikeluarkan SP3 tanpa ada pemeriksaan dan tidak ditetapkan tersangka,” ujar Azam usai sidang di PN Jaksel.

Ada beberapa hal yang menurut Azam tidak sesuai prosedur. Sebagai pelapor, dirinya mengaku belum menerima pemberitahuan terkait SP3 kasus tersebut. Padahal dia sudah meminta surat tersebut ke penyidik Bareskrim Polri hingga dua kali.

Tak hanya itu, Azam juga membeberkan, Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) baru didapatnya setelah mendatangi Bareskrim. Padahal sebagai terlapor, ia merasa tim penyidik seharusnya menjelaskan SP2HP terlebih dulu sebelum mengeluarkan SP3.***

Editor: Denkur

Berita Terkait

Puluhan Jerigen Miras Tuak Siap Edar Digagalkan Polsek Soreang
Warga Sukabumi Kota Waspadalah! Aksi Curanmor Masih Merebak, Polres Sukabumi Kota Kemarin Ciduk Tiga Pelakunya
Polisi Amankan 6 Orang Pelaku Judi Muncang di Karangpawitan Garut
DC Beraksi di Pameungpeuk, Resiko Digelandang ke Mapolsek
Polresta Bandung Bongkar Tambang Emas Ilegal di Kutawaringin
Gebrakan Kapolresta Bandung Yang Baru, Bongkar Praktik Tambang Emas Ilegal di Desa Cibodas
Penggerebekan di Bojongsoang, Polisi Sita Jutaan Butir Obat Terlarang
Kasus Pembunuhan Berencana di Kadungora Garut Terungkap, Ini Motifnya
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 26 Januari 2025 - 20:49 WIB

Puluhan Jerigen Miras Tuak Siap Edar Digagalkan Polsek Soreang

Rabu, 22 Januari 2025 - 15:22 WIB

Warga Sukabumi Kota Waspadalah! Aksi Curanmor Masih Merebak, Polres Sukabumi Kota Kemarin Ciduk Tiga Pelakunya

Rabu, 22 Januari 2025 - 09:34 WIB

Polisi Amankan 6 Orang Pelaku Judi Muncang di Karangpawitan Garut

Selasa, 21 Januari 2025 - 06:30 WIB

DC Beraksi di Pameungpeuk, Resiko Digelandang ke Mapolsek

Senin, 20 Januari 2025 - 19:36 WIB

Polresta Bandung Bongkar Tambang Emas Ilegal di Kutawaringin

Berita Terbaru


Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Cakra Amiyana, memimpin Rpat Konsolidasi Tim Satgas PPR-PBG-PB, di Gedung Oryza Sativa Pemkab Bandung, baru-baru ini.(Foto:humas)

BANDUNG UPDATE

Satgas PPR-PBG Kabupaten Bandung Ancam Segel Pelanggar Perizinan

Senin, 27 Jan 2025 - 12:57 WIB