Sri Lanka Buka Lowongan Jadi Algojo

Kamis, 14 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: Tribunnews

Ilustrasi: Tribunnews

DARA | Otoritas penjara Sri Lanka memasang iklan lowongan menjadi algojo di media cetak lokal. Iklan itu dipasang setelah presiden menyatakan akan mengaktifkan kembali hukuman mati.

Syarat-syaratnya, selain kuat mental, juga pria Sri Lanka berusia antara 18 tahun hingga 45 tahun.

Sri Lanka memberlakukan moratorium hukuman mati sejak tahun 1976. Sebagai gantinya, pelaku tindak kriminal berat semacam pembunuhan, pemerkosaan, hingga perdagangan narkoba diganjar hukuman penjara seumur hidup.

Dilansir Tribunnews, meski puluhan tahun diberlakukan moratorium, namun masih ada orang yang berprofesi sebagai algojo di negara tersebut. Tapi karena tidak pernah melakukan eksekusi, algojo terakhir di Sri Langka akhirnya mengundurkan diri pada tahun 2014 lalu.

Namun, minggu lalu Presiden Maithripala Sirisena mengatakan kepada parlemen bahwa hukuman mati akan diberlakukan kembali dalam waktu dua bulan bagi mereka yang dihukum karena pelanggaran narkoba sebagai bagian dari penumpasan gaya Filipina, media setempat melaporkan.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena sepertinya sangat terinspirasi dari gaya Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Ia bahkan pernah menyebut Duterte sebagai orang yang bisa dicontoh dunia atas aksi kerasnya terhadap terhadap sejumlah tindakan kriminal seperti perdagangan narkoba.

“Perang melawan kejahatan dan narkoba dilakukan oleh Anda adalah contoh bagi seluruh dunia – dan secara pribadi bagi saya. Ancaman narkoba merajalela di negara saya dan saya merasa bahwa kita harus mengikuti jejak Anda untuk mengendalikan bahaya ini,” kata Sirisena saat Duterte dalam pertemuan keduanya pada bulan lalu.

Namun, langkah Sirisena untuk mengembalikan hukuman mati telah mendapat kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia, yang memperingatkan bahwa adegan brutal yang dimainkan di jalanan Filipina bisa menjadi kenyataan sehari-hari di Sri Lanka.

“Apakah dia ingin melihat lingkungan Sri Lanka yang paling miskin menjadi tempat di mana orang bangun setiap pagi untuk menemukan mayat-mayat baru tergeletak di jalanan?” kata Wakil Direktur Amnesty International Asia Selatan Omar Waraich.***

Editor: denkur

Sumber: TribunNews 

 

Berita Terkait

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Inilah Peraih Piala Oscar 2024, Oppenheimer Terpilih sebagai Film Terbaik
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 8 November 2024 - 21:38 WIB

Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman

Minggu, 3 November 2024 - 18:36 WIB

Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis

Senin, 22 Juli 2024 - 14:14 WIB

Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

HUKRIM

Polres Sukabumi Sikat Peredaran Sabu Seberat 1.677,66 gram

Selasa, 17 Des 2024 - 11:25 WIB