DARA | COLOMBO – Ledakan kembali terjadi di Sri Lanka, Kamis 25 April 2019. Namun, tidak menimbulkan korban jiwa. Sebelumnya, beberapa hari lalu, rentetan ledakan mengguncang negara itu hingga menewaskan 350 orang.
Dilansir dari Channel News Asia, ledakan kali ini terjadi di Kota Pugoda, 40 kilometer arah timur ibu kota Sri Lanka, Colombo.
Menurut juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera, ledakan tersebut terjadi di sebuah lahan kosong di belakang kantor pengadilan rendah di Pugoda. “Ada ledakan di belakang kantor pengadilan. Tidak ada korban akibat ledakan ini. Saat ini kami sedang menyelidikinya,” ujar Gunasekera.
Dikatakan Gunasekera, ledakan kali ini bukan ledakan yang dikendalikan, seperti yang terjadi di enam lokasi gereja dan hotel, beberapa hari sebelumnya.
Laporan kepolisian menyebutkan, ledakan hari Minggu (21/4/2019) itu terjadi di tiga gereja yang menargetkan jemaah dalam perayaan Minggu Paskah, serta para tamu di tiga hotel mewah. Polisi berhasil mengungkapkan identitas pelaku yang dua di antaranya diketahui sebagai dua bersaudara dari keluarga pengusaha rempah-rempah ternama.
Dirilis news.com.au dan Sydney Morning Herald, Kamis (25/4/2019), kakak beradik itu diidentifikasi bernama Inshaf Ahmed Ibrahim dan Ilham Ahmed Ibrahim. Si kakak Inshaf diyakini merupakan otak dari keluarga itu. Pria 33 tahun itu meledakkan diri ketika mengantre sarapan di restoran lantai tiga Hotel Grand Cinnamon.
Sedangkan adiknya mengaktifkan bom bunuh diri di Hotel Shangri-La di waktu yang hampir bersamaan. Pelaku lain yang diidentifikasi, menurut sumber keamanan bernama Abdul Lathief Jameel Mohamed dan Insan Seelavan. Polisi Sri Lanka sejauh ini dikabarkan telah menahan hampir 60 orang yang diduga terkait dengan serangkaian serangan bom yang mengguncang negara Asia Selatan itu.***
Editor: denkur
Bahan: Kompas.com, Kamis (25/4/2019)