Dara| JAKARTA – Prabowo Subianto, tempo hari mengatakan hanya satu persen masyarakat Indonesia yan menikmati kekayaan Negara. Konon data itu bersumber dari Bank Dunia.
Statemen itu membuat gerah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia pun kemudian angkat bicara, meski sebelumnya, katanya enggan mengomentari.
Sri Mulyani, seperti ditulis detikcom, menjelaskan, kesenjangan diukur oleh koefisien gini atau indeks gini. Metode ini dipakai secara global. Saat angka kesenjangan Indonesia mencapai 0,41, pemerintah terus berupaya memperbaiki kesenjangan agar tidak melebar.
Upaya yang dilakukan pemerintah bermacam-macam. Dari sisi perpajakan, orang yang makin kaya masuk dalam kelompok masyarakat dengan pendapatan tinggi. Mereka, membayar pajak lebih dari biasa. Sementara, masyarakat miskin dibantu oleh pemerintah.
“Kita lihat, koefisien juga sudah mulai menurun, 0,41 sekarang menjadi 0,38,” ujarnya seraya mengatakan, 40% masyarakat yang berada di lapisan bawah terus didorong oleh pemerintah. Intervensi yang dilakukan pemerintah antara lain melalui Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan lain-lain.***
Editor: denkur