Sri Mulyani: Rakyat Punya Ikatan Emosional dengan Rupiah

Jumat, 23 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CNN

CNN

DARA| JAKARTA – Masyarakat Indonesia punya kesan emosional yang tinggi dengan kondisi pergerakan rupiah setelah krisis moneter  20 tahun silam. Kala itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat terjun bebas dari Rp2.000 menjadi Rp15 ribu per hanya dalam kurun enam bulan. Perubahan drastis itu menimbulkan kesan mendalam bagi masyarakat Indonesia. Setiap perubahan nilai tukar berdampak psikologis bagi masyarakat.
Demikian dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pemerintah tahu depresiasi ini punya dampak efek psikologis yang khusus. Indonesia, kata Sri Mulyani, memilki sentimental reason (alasan sentimentil) tersendiri terhadap nilai tukar. Hanya saja, tak selamanya depresiasi rupiah berdampak buruk pada perekonomian. Ia menjelaskan ketika nilai tukar mata uang melemah, maka negara tersebut bisa menggenjot peluang ekspor yang lebih tinggi. Ini lantaran nilai produk ekspor suatu negara bisa lebih kompetitif ketika nilai tukar jatuh.
“Tahun ini, Indonesia mengalami guncangan ketidakpastian eksternal yang luar biasa, sehingga berimbas kepada nilai tukar yang terus bergejolak,” ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR), depresiasi rupiah secara tahun kalender sudah menginjak 7,75 persen. Hal ini sedikit membaik ketimbang beberapa waktu lalu yang mencapai dua digit.

Depresiasi rupiah tahun ini, lanjut Sri Mulyani, bukan merupakan titik ekstrem. Hanya saja, karena urusan psikologis masyarakat, pemerintah dan otoritas moneter tentu harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan agar nilai tukar tidak kian menjadi momok.
“Karena Indonesia ada sentimental reason terhadap nilai tukar, maka sebagai policy maker kita harus sensitif dalam menjaga perasaan,” imbuh Sri Mulyani. Dilansir dari CNNIndonesia.com.
Khusus untuk nilai tukar, ia mengakui Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar, salah satunya membenahi defisit transaksi berjalan. Berdasarkan data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan pada kuartal III tercatat US$8,8 miliar atau mencapai 3,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini terus melebar dibandingkan kuartal II kemarin yang mencapai 3 persen dari PDB.

Secara teori, memupus defisit transaksi berjalan adalah dengan memperbanyak ekspor dan mengurangi impor. Namun ia mengaku realisasinya membutuhkan jibaku yang cukup berat. Salah satu instrumen fiskal yang kemarin dilancarkan demi mengurangi defisit transaksi berjalan adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 impor untuk 1.147 jenis barang.
“Kami tentu masih berharap momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas tetap terjaga. Caranya adalah meng-address (mengatasi) isu yang bikin instabilitas, yakni defisit transaksi berjalan,” imbuh dia.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.580 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot sore ini, Kamis (22/11). Posisi ini menguat 22 poin atau 0,15 persen dari kemarin sore, Rabu (21/11) di Rp14.602 per dolar AS.

Bersama rupiah, beberapa mata uang Asia turut menguat. Rupee India menguat 0,52 persen, won Korea Selatan 0,17 persen, yen Jepang 0,13 persen, dan dolar Hong Kong 0,03 persen.

Namun, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, dolar Singapura minus 0,07 persen, peso Filipina minus 0,08 persen, renminbi China minus 0,13 persen, dan baht Thailand minus 0,28 persen. ***

Editor: denkur

Bahan: CNNIndonesia.com

Berita Terkait

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat
Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional
Presiden Prabowo Resmikan Pegadaian sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia
KAI Bersama UMKM Binaan Turut Serta dalam Program Pelatihan “UMKM Naik Kelas” untuk Wujudkan Ekonomi Mandiri dan Berkelanjutan
Pertamina Tegaskan Kualitas Pertamax Sesuai Spesifikasi
FIFGROUP Raih Penghargaan Indonesia Digital Sustainability Awards 2025
Apresiasi Agen Hebat, Pegadaian Gelar Agen Pegadaian Awards 2024 National
Tren Belanja Online 2024: 62% Gen Z Belanja via Live Shopping
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 12:53 WIB

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:56 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:40 WIB

Presiden Prabowo Resmikan Pegadaian sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:36 WIB

KAI Bersama UMKM Binaan Turut Serta dalam Program Pelatihan “UMKM Naik Kelas” untuk Wujudkan Ekonomi Mandiri dan Berkelanjutan

Rabu, 26 Februari 2025 - 19:54 WIB

Pertamina Tegaskan Kualitas Pertamax Sesuai Spesifikasi

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB