JAJARAN Polres Cimahi melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah apotek dan distributor farmasi di Kota Cimahi, Rabu (4/3/2020). Hal itu dilakukan guna mencegah penimbunan masker dan hand sanitizer di tengah mewabahnya virus corona.
DARA| CIMAHI – Salah satu lokasi yang disidak, Apotek Serumpun Bambu di Jalan Gatot Subroto, saat ini hanya menyediakan masker kain, sementara masker 3 lapis dan masker N95 sudah tidak tersedia lagi.
“Ini juga terpaksa dijual, karena ada masyarakat yang membutuhkan, daripada mereka tidak pakai masker sama sekali. Kami jual Rp 7.000, tapi biasanya Rp 5.000 karena harga dari distributor sudah naik,” ungkap asisten apotek, Suprapti.
Mengenai ketersediaan hand sanitizer, dia mengaku, stoknya masih ada namun jumlahnya sangat terbatas. “Untuk hand sanitizer tersisa kurang dari 10 botol lagi. Kita jual Rp 60 ribu, soalnya dari distributor sudah naik,” tuturnya.
Dari hasil pengecekan, stok masker di apotek dan distributor farmasi sudah tak tersedia, karena tingginya permintaan masyarakat yang khawatir terpapar virus yang berasal dari negara Cina tersebut.
“Sudah kita cek, ternyata stoknya memang habis karena permintaan meningkat. Pihak apotek mengaku tidak menerima barang sejak sebulan lalu,” kata Kapolres Cimahi, AKBP M. Yoris Maulana Yusuf Marzuki di sela kegiatan.
Pengecekan juga dilakukan hingga ke distributor alat kesehatan dan farmasi CBR di Cibabat. Di sana, pihak kepolisian juga tidak menemukan stok masker maupun hand sanitizer.
“Bahkan sampai di tingkat distributor juga kosong, kejadian ini murni karena permintaan yang meningkat,” ujarnya.
Walaupun tidak ditemukan indikasi penimbunan, dia menyatakan, kepolisian tetap akan melakukan pengawasan. “Manakala ada indikasi penimbunan masker, alat kesehatan lain, bahkan sembako, akan langsung diamankan dan ditindak tegas,” bebernya, seperti dilansir galamedianews.com
Salah satu lokasi yang disidak, Apotek Serumpun Bambu di Jalan Gatot Subroto, saat ini hanya menyediakan masker kain, sementara masker 3 lapis dan masker N95 sudah tidak tersedia lagi.
“Ini juga terpaksa dijual, karena ada masyarakat yang membutuhkan, daripada mereka tidak pakai masker sama sekali. Kami jual Rp 7.000, tapi biasanya Rp 5.000 karena harga dari distributor sudah naik,” ungkap asisten apotek, Suprapti.
Mengenai ketersediaan hand sanitizer, dia mengaku, stoknya masih ada namun jumlahnya sangat terbatas. “Untuk hand sanitizer tersisa kurang dari 10 botol lagi. Kita jual Rp 60 ribu, soalnya dari distributor sudah naik,” tuturnya.
Editor: Maji