Berbagi, itulah yang dilakukan pemilik sebuah sumur yang airnya tak pernah surut, sekali pun kemarau panjang. Bukan hanya warga kampung sekitar tempat sumur itu berada. Warga kampung lain pun banyak yang mengambil air ke sana, karena mereka kesulitan mendapatkan air bersih.
KEMARAU panjang yang tahun ini berdampak terhadap mengeringnya banyak simber air warga Kabupaten Cianjur, jawa Barat, mengering. Tak sedikit warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Mereka terpaksa mencari sumber air baru ke hulu sungai yang jaraknya terbilang jauh dari tempat tinggal mereka. Selain jarak tempuhnya lumayan jauh, aira baru mereka dapat, setelah menggalinya.
Lain halnya di Kampung Ramasari RT 001/001 Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, Cianjur. Di sini ada sumber air berupa sumur gali yang airnya tak pernah surut, sekali pun kemarau panjang.
Warga menyebutnya “sumur ajaib” ,karena di saat sumur-sumur lain tak lagi berair, dampak kemarau, air sumur yang terletak di belakang salahsatu rumah warga itu tetap melimpah. “Kita menyebutnya sumur ajaib, karena semakin banyak diambil justru semakin melimpah airnya. Saat kemarau juga saat ini tak pernah surut,” kata Ketua RW setempat, Karyana, kepada wartawan, Selasa (8/10/2019).
Kondisi sumur yang tak pernah mengering ini, menjadi tumpuan masyarakat di kampung itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Hampir setiap hari, pagi, siang, dan sore, bahkan malam hari masih ada warga yang datang ke sini untuk mengambil air,” ujarnya.
Selain warga setempat, tak sedikit warga dari kampung lain juga ikut mengambil air sumur tersebut, seperti dari Kampung Raksabala, Kampung Sagatan, Kampung Bobodolan.
Karyana berkisah, sumur ini dibuat Ajuju, yang punya rumah dulu, sekitar tahun 2000-an. Kedalamannya tujuh meter, dibuat saat musim kemarau panjang seperti sekarang.
Sejak itu, oleh sang pemilik, warga dipersilakan untuk mengambil air dari sumurnya yang ternyata tidak pernah surut hingga sekarang. “Sekarang rumahnya sudah dijual. Namun alhamdulilah oleh pemilik yang sekarang masih tetap dipersilakan (warga mengambil air),” ucapnya.
Seorang warga, Ardi Wijaya (54), menuturkan, sejak dua bulan terakhir ia harus bolak-balik mengambil air dari sumur tersebut karena sumur di rumahnya sudah kering. “Sehari dapat enam jerigen, pagi dan sore hari. Tapi pakai motor karena saya dari Kampung Raksabala,” ujarnya.
Ardi mengaku, ia dan masyarakat sudah lama mengetahui keberadaan sumur tersebut. Sehingga, setiap musim kemarau tiba dipastikan warga akan berbondong-bondong mendatangi sumur tersebut.
“Alhamdulilah ada sumur ini sehingga saya dan warga masih bisa mendapatkan air bersih di saat musim kemarau seperti sekarang ini,” ucapnya.
Pemilik rumah, Anas (43), menyebutkan, dalam dua bulan terakhir, setiap hari masyarakat dari empat kampung berdatangan ke belakang rumahnya untuk mengambil air dari sumur. “Silakan dimanfaatkan airnya, sebanyak-banyaknya. Mari dirawat kebersihannya bersama-sama. Kita saling menjaga,” katanya.
Anas menyebutkan, sejak sumur itu ada, airnya tidak pernah surut. Apalagi di musim penghujan, air sumur tersebut bisa diambil dengan gayung.
“Masyarakat di sini menyebutnya sumur ajaib karena tidak pernah surut. Apapun itu namanya semoga sumur ini bisa terus memberikan manfaat untuk banyak orang,” klatanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan