KERINDUAN Selpi Lusniawati untuk bertemu dengan sang ibu begitu mendalam. Ditinggal sang ibu sejak ia masih duduk di kelas 6 SD membuatnya nekat memberanikan diri untuk menulis selembar surat yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Perempuan 27 tahun itu menulis surat memohon orang nomor satu di republik ini bisa membantu memulangkan ibunya, Alis Juariah (46), pekerja migran Indonesia (PMI) yang sempat hilang kontak sejak 1998 dan kini dikabarkan berada di Arab Saudi.
Keputusannya menyurati sang presiden setelah usahanya berkali-kali ke instansi dan dinas terkait selalu menemui jalan buntu. “Berbagai cara telah saya lakukan untuk dapat memulangkan ibu saya ke tanah air. Bahkan, sudah tiga kali berusaha meminta bantuan (ke dinas dan instansi terkait). Tapi tidak ada hasilnya sampai saat ini. Saya dan keluarga ibu sudah habis biaya untuk ongkos sana sini,” tutur Selpi di kantor DPC Astakira Pembaharuan Cianjur, Selasa (13/08/2019).
Selpi mengaku, selama usahanya meminta bantuan ke berbagai pihak terkait, termasuk ke KBRI, tak mendapatkan hasil yang memuaskan. Malah, informasi dari pihak KBRI, ibunya itu mengaku tidak mau pulang.
Terang saja Selpi tidak percaya, karena hal itu sangat bertolak belakang dengan isi dari surat-surat ibunya yang pernah ia terima. “Orang KBRI selalu bilang, katanya ibu tidak mau pulang. Tapi sudah jelas-jelas ibu minta dipulangkan karena sudah tidak tahan di sana.”
Alasannya ingin pulang. Sang ibu diduga kerap mendapat perlakuan kasar bahkan berujung penganiayaan dari majikannya. “Malah di salah satu suratnya, kalau tidak salah yang tahun 2014, ibu sampai harus mendapatkan 20 jahitan di tangannya karena luka dianiaya.”
Selain itu, Selpi menuturkan, ibunya tidak diperbolehkan keluar rumah. Kalau majikan dan keluarganya pergi keluar, ibunya dikunci di kamar mandi sampai sang majikan pulang.
“Karena itu saya menulis surat ke pak Jokowi agar semua orang tahu bahwa ibu saya memang benar-benar ingin pulang, sangat ingin pulang,” ucap warga Kampung Muhara RT 001/010, Desa/Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu.
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur, Najib Ali Hildan, mengatakan, alasan anak kandung Alis Juariah menulis surat ke presiden karena berulang kali meminta bantuan ke lembaga dan instansi terkait tak membuahkan hasil.
“Suratnya segera kita kirimkan melalui staf kepresidenan, mudah-mudahan (presiden) terenyuh hatinya dan kasus ini bisa benar-benar mendapat perhatian dan segera ditangani oleh Pemerintah Indonesia,” kata Ali.
Sejauh ini pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI dan akan terus melakukan langkah-langkah untuk menembus berbagai pihak terkait. “Kita selaku kuasa keluarga PMI atas nama Alis Juariah akan terus perjuangkan sampai dia bisa pulang dari negera penempatan serta pemenuhan haknya,” ujarnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor : Ayi Kusmawan