Survey YCP: Selama Pandemi Covid Beban Kaum Perempuan Makin Berat

Kamis, 26 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan kualitas hidup, khususnya kaum rentan. Survei internal Yayasan CARE Peduli (YCP) menunjukkan, kaum perempuan menjadi kelompok kaum rentan yang paling mengalami dampak negatif pandemi Covid-19.


DARA – Secara umum perempuan bernasib lebih buruk daripada laki-laki karena beban tanggung jawab yang meningkat dan berlipat ketika ada pembatasan mobilitas dan kebijakan tinggal di rumah (stay at home) diberlakukan.

Bonaria Siahaan, CEO Yayasan CARE Peduli menyatakan, hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas beban school from home atau sekolah daring jatuh pada perempuan.

Temuan Yayasan CARE Peduli, tanggung jawab tambahan dalam mengawasi studi anak-anak di rumah sangat berat bagi perempuan pedesaan atau daerah perkotaan yang miskin, karena tingkat pendidikan rendah.

Kondisi ini pun menimbulkan berbagai masalah baru di dalam keluarga, termasuk tindak kekerasan pada perempuan.

“Beban berlipat juga dialami perempuan hamil karena keterbatasan akses pada layanan kesehatan serta berkurangnya kapasitas rawat inap rumah sakit. Secara mental dan emosional, perempuan hamil dari kelompok rentan dan marjinal seringkali dipenuhi kekhawatiran akan keselamatan janin dan dirinya,” kata Bonaria dalam keterangan resminya yang diterima redaksi dara.co.id, Kamis (26/8/2021).

Dari perspektif gender, lanjut Bonaria, populasi perempuan sebanyak 134,27 juta dari total penduduk 271 juta pada 2020.

Pekerja perempuan berusia 15-49 tahun di sektor informal menjadi kelompok masyarakat yang paling terpukul di tengah pandemi.

Memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, YCP mengajak semua pihak untuk mengambil peran penting.

Selain melaksanakan protokol kesehatan ketat, masyarakat bisa melawan misinformasi dengan memberikan informasi yang benar dan edukasi kepada orang lain soal pandemi.

Sementara itu, Alissa Wahid, Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), menyampaikan kesigapan, kecekatan, dan gotong royong memegang peran kunci dalam memperkuat efektivitas dukungan bagi masyarakat rentan di Indonesia.

“Kelompok perempuan rentan di bawah garis kemiskinan patut diberikan perhatian dan bantuan nyata,” ujar Alissa Wahid.

Nelwan Harahap, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menilai, kunci utama penanganan bencana dan operasi tanggap darurat adalah kajian data yang lengkap dan akurat terkait kelompok rentan terdampak yakni perempuan, anak-anak, lansia dan penyandang disabilitas.

Senada, Pangarso Suryotomo, Plt. Direktur Kesiapsiagaan Kedeputian Pencegahan BNPB menyatakan aksi nyata bagi kelompok rentan yang ditunjang dengan keterlibatan dan keahlian dalam mitigasi risiko bencana, akan memperkuat efektivitas dalam mengatasi pandemi berkepanjangan.

Pangarso menekankan, selain kesehatan, kelompok rentan juga mengalami dampak ekonomi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Global Humanitarian Overview 2021 mencatat pandemi Covid-19 memicu resesi global terburuk sejak 1930-an.

Bank Dunia memperkirakan 60 juta orang jatuh dalam kemiskinan sejak pandemi.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah orang miskin pada Maret 2021 sebanyak 10,14 persen atau setara 27,54 juta orang.

Jumlah orang miskin meningkat 1,12 juta orang jika dibandingkan Maret 2020 sebanyak 15,26 juta orang.

Kerja kemanusiaan juga bertambah karena selain pandemi, beragam bencana alam juga terus terjadi akibat krisis perubahan iklim.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan pada Januari-Juli 2021ada 1.638 kejadian bencana yang berdampak pada 5,6 juta orang, dimana 499 meninggal dan 69 hilang akibat banjir, kebakaran hutan, longsor, angin puting beliung, maupun gempa. Pada 2020 terjadi 4.650 bencana yang berdampak pada 6,8 juta jiwa yang menghilangkan nyawa 418 orang.

Merespon pandemi Covid-19, YCP telah melakukan berbagai program dengan total penerima manfaat lebih dari 161 ribu orang pada periode Maret 2020 hingga pertengahan 2021.

Dari total bantuan kemanusiaan tersebut, lebih dari 50% diberikan kepada kelompok rentan perempuan, yaitu 80.962 orang.

“Kami memiliki jaringan kuat hingga di tingkat akar rumput dalam mengimplementasikan program-program kemanusiaan, terutama bagi kelompok perempuan rentan di seluruh wilayah Indonesia. Program yang kami jalankan mencakup program unggulan yang didukung oleh donatur individu maupun institusi,” kata Bonaria.

Bentuk bantuan YCP selama pandemi yakni program WASH yang menyediakan materi komunikasi risiko, fasilitas cuci tangan, masker, sabun tangan dan pembersih.

Di Majene dan Mamuju paska gempa Palu, YCP membangun kamar mandi khusus ramah perempuan, anak, dan penyandang disabilitas yang berlokasi dekat dari tempat penampungan korban gempa.

Ada juga program Menjamin Ketahanan Pangan yakni bantuan kepada kelompok rentan dalam bentuk voucher makanan, voucher tunai dan akses ke pertanian dan budidaya ikan air tawar. Kemudian, program Uang untuk Bekerja dan Mata Pencaharian Alternatif, dimana YCP memberikan bantuan kepada masyarakat desa melalui skema cash-for-work yang berfokus pada pembangunan infrastruktur desa di NTT.

Di Sukabumi dan Purwakarta, YCP menyediakan modal, pelatihan dan uang tunai bagi pekerja garmen perempuan yang di-PHK untuk membuat pola, memproduksi dan menjual masker ke Dinas Kesehatan Kabupaten setempat dan masyarakat.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Update Kasus Pelecehan Oknum Dokter di Garut, Korban Bertambah Jadi Lima Orang
Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027
Dedi Mulyadi Ubah Kabupaten Cirebon Jadi Yogyakartanya Jawa Barat
Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo
Ketika Atalia Jadi Tempat Curhat Mahasiswa, Begini Suasananya
543 Tahun Kabupaten Cirebon: Menelusuri Jejak Para Wali yang Membangun Peradaban
BKKBN Catat Rekor MURI Pelayanan MOP, Bandung Barat Berkontribusi Puluhan Akseptor
Banjir di Palabuhanratu Sukabumi Rendam Puluhan Rumah di Tiga Desa dan Menewaskan Seorang Warga
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 21:36 WIB

Update Kasus Pelecehan Oknum Dokter di Garut, Korban Bertambah Jadi Lima Orang

Selasa, 22 April 2025 - 17:29 WIB

Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027

Selasa, 22 April 2025 - 08:58 WIB

Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo

Selasa, 22 April 2025 - 08:20 WIB

Ketika Atalia Jadi Tempat Curhat Mahasiswa, Begini Suasananya

Senin, 21 April 2025 - 13:33 WIB

543 Tahun Kabupaten Cirebon: Menelusuri Jejak Para Wali yang Membangun Peradaban

Berita Terbaru