DARA | BANDUNG – Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kota Bandung, Jawa Barat meminta para pengembang memilih konsultan yang berkompeten. Hal itu agar kualitas bangunan bisa lebih baik.
Menurut Ketua TABG Kota Bandung, Riantari Sudarsono, pengembang memang menggandeng konsultan saat membangun. Namun acap kali, konsultan menyodorkan rancangan perencanaan jauh dari standar dan aturan yang berlaku.
Ia mengakui, kendala yang dirasakan cukup berat itu adalah kualitas konsultan. “Jadi, pihaknya berharap saat pemilihan konsultan dan biaya-biaya yang biasanya standar diberikan ke konsultan itu bisa ditingkatkan sehingga bisa mendapatkan tenaga ahli yang kompeten.
“Sehingga proses perizinan menjadi mudah,” katanya saat audiensi dengan Pelaksana Harian (Plh) Wakil Wali Kota, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, kemarin.
Ia memberi gambaran, konsultan yang kurang kompeten akan membutuhkan waktu cukup lama ketika TABG merevisi rancangan perencanaan bangunannya.” Walhasil proses pengurusan IMB ikut molor. Ada yang langsung mengembalikannya dalam seminggu dan menyelesaikan. Tapi kadang-kadang bahkan setahun belum kembali lagi,” ujarnya.
Padahal, menurut dia, tugas TABG yakni memastikan agar bangunan yang bakal dibangun bisa sesuai regulasi. Selain itu, memenuhi standardisasi yang berkenaan dengan keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan.
Ia menyebutkan, tujuan TABG itu bertanggung jawab bahwa bangunan yang dibangun di Kota Bandung itu memenuhi peraturan yang berlaku di Indonesia. Terutama ada faktor keselamatannya, seperti bahaya kebakaran atau gempa lalu hal lainnya. Termasuk fasilitas untuk kaum difabel.
“Jadi intinya pengguna bangunan harus merasa aman dan nyaman,” katanya.
Mengingat pentingnya masalah kenyamanan dan keamanan bagi pengguna gedung ini, Rianti menyatakan, kualitas kompetensi konsultan ini jangan sampai disepelekan. Sebagai bekalnya para merea harus mengantongi Surat Lisensi Bekerja Perencana (SLBP).
“Ini yang sama-sama harus kita sosialisasikan agar bisa mendapatkan tenaga ahli berkualitas, salah satunya dengan SLBP. Dengan SLBP ini bisa membantu mempercepat mendapat tenaga ahli,” ujarnya.
Riantari mengugkapkan, dari internal TABG Kota Bandung sekarang koordinasi antara TABG arsitektur, TABG struktur beserta TABG mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) terus ditingkatkan agar proses pemeriksaan rancangan perencanaan bangunan bisa diakselerasi. TABG akan membuat suatu percepatan atau proses bagaimana supaya perizinan menjadi lebih efektif.
“Memang banyak kendala bagi tim TABG ini kan sebagai salah satu proses untuk mendapatkan IMB kemudian memeriksa lembar perencanaan yang akan diajukan,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan