Tahun Baru Islam dan Makna Sajian Bubur Suro

Kamis, 20 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: kompas.com)

Ilustrasi (Foto: kompas.com)

Hari ini, 20 Agustus 2020 adalah bertepatan dengan 1 Muharram 1442 atau Tahun Baru Islam. Beragam perayaan digelar di seantero Indonesia. Salah satunya bubur suro.


DARA | BANDUNG – Bulan Muharram jadi salah satu bulan yang memiliki banyak makna bagi umat Islam khususnya masyarakat Jawa.  Bulan Muharram merupakan bulan pertama di tahun di kalender Hijriyah yang bertepatan dengan bulan Suro di kalender Jawa.

 

Sebagai Tahun Baru Islam juga Tahun Baru Jawa, tanggal 1 Muharram atau 1 Suro ini dinilai sebagai tanggal yang sangat penuh makna. Di Jawa, ada beragam acara untuk menyambut datangnya Tahun Baru Islam sekaligus Tahu Baru Jawa ini.

Acara tersebut mulai dari prosesi adat, ruwatan, melakukan tirakatan, kirab budaya dan menyajikan makanan khas Tahun Baru Islam.

Salah satu sajian istimewa di Jawa untuk menyambut Tahun Baru Islam adalah bubur suro atau bubur Asyura.

Ini merupakan sajikan yang terbuat dari beras, santan, garam, jahe dan batang serai. Rasa bubur ini begitu gurih apalagi saat disajikan dengan serpihan jeruk bali, bulir delima, tujuh jenis kacang, irisan mentimun dan beberapa lembar daun kemangi.

Makna Bubur Suro

Bubur suro disajikan sebagai sajian istimewa menyambut Tahun Baru Islam karena memiliki makna mendalam. Terdapat doa di dalam sepiring bubur suro.

Mereka yang mengonsumsi bubur suro di Tahun Baru Islam diharapkan diberi perlindungan oleh Allah SWT. Ini juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas keselamatan, rahmat dan kebahagiaan yang telah diberikan Tuhan selama ini.

Bubur suro juga dimaknai sebagai simbol untuk memeringati kemenangan Nabi Musa AS atas raja kejam Fir’aun. Beberapa pendapat juga menyebut jika bubur suro sebagai pengingat atas selamatnya Nabi Nuh AS setelah dilanda banjir bandang atau bah selama 40 hari. Ini juga dianggap sebagai peringatan atas kemenangan Nabi Muhammad SAW dalam perang Badar melawan musuh.

Tak hanya dinikmati sebagai makanan untuk menyambut Tahun Baru Islam, di beberapa negara seperti Brunaidarussalam dan Malaysia, bubur suro juga disajikan sebagai menu buka puasa Asyura.

Di beberapa daerah, bubur suro dibuat dalam jumlah banyak dan dibagikan ke masyarakat sebagai bentuk sedekah.***

Editor: denkur | Sumber: Fimela

Berita Terkait

Banjir di Palabuhanratu Sukabumi Rendam Puluhan Rumah di Tiga Desa dan Menewaskan Seorang Warga
Tim PWI Tinjau Cepat Lokasi Rumah Subsidi Wartawan, Ketua Umum PWI Apresiasi Komitmen Pemerintah
Nyaman dan Aman: Solusi Praktis Pakaian Dalam Sekaligus Atasan bagi Pra Remaja dari UNIQLO
Kabar Terbaru Kasus Dugaan Pelecehan Pasien oleh Oknum Dokter Kandungan di Garut
Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI
Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025
PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi untuk Wartawan, Tak Ganggu Independensi Pers
Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 11:21 WIB

Banjir di Palabuhanratu Sukabumi Rendam Puluhan Rumah di Tiga Desa dan Menewaskan Seorang Warga

Kamis, 17 April 2025 - 18:38 WIB

Nyaman dan Aman: Solusi Praktis Pakaian Dalam Sekaligus Atasan bagi Pra Remaja dari UNIQLO

Kamis, 17 April 2025 - 18:29 WIB

Kabar Terbaru Kasus Dugaan Pelecehan Pasien oleh Oknum Dokter Kandungan di Garut

Kamis, 17 April 2025 - 13:51 WIB

Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI

Kamis, 17 April 2025 - 11:01 WIB

Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025

Berita Terbaru