Bulan suci Ramadhan tahun ini, adalah yang ketiga kalinya dialami umat muslim Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
DARA – Meski kondisi berangsur membaik setelah puncak kasus akibat varian Omicron, pemerintah tetap mengingatkan masyarakat tetap bijaksana dalam beraktivitas. Bahkan, seharusnya penyesuaian kebijakan yang lebih longgar dibandingkan tahun lalu menjadi kesempatan yang baik menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19.
“Tetap kami meminta masyarakat untuk tetap bijaksana dalam beraktivitas. Prinsip utama protokol kesehatan tetap harus diutamakan,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, di Graha BNPB yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, tempo hari.
Selama ini, bulan suci Ramadhan kerap diisi masyarakat dengan tradisi rutin yang bermanfaat. Seperti sahur on the road, ngabuburit, buka bersama, maupun open house. Namun, hendaknya tetap mempertimbangkan risiko penularan dan urgensinya.
Masyarakat juga diminta senantiasa mengikuti perkembangan peraturan terkini, baik yang berlaku di daerah domisili atau tujuan untuk bepergian maupun yang dikeluarkan oleh instansi pekerjaan masing-masing.
Perlu diingat, masyarakat berkewajiban melindungi populasi rentan yang ada di dekatnya. Seperti orang yang belum divaksin penuh, warga lanjut usia, dan penderita komorbid. Caranya, masyarakat harus bersikap hati-hati dalam melakukan interaksi sosial besar.
“Hal ini mengingat jika tertular, maka mereka yang rentan berpeluang mengalami gejala yang lebih parah maupun kematian yang lebih tinggi,” lanjutnya, seperti dikutip dari laman resmi Satgascovid, Kamis (31/3/2022).
“Ingat kondisi pandemi yang terus membaik adalah anugerah yang Allah berikan, sehingga wajib dijaga dengan baik melalui disiplin menjalankan protokol kesehatan maupun segera divaksinasi penuh serta booster,” imbuh Wiku.***(ISTA/ACU/VJY)
Editor: denkur | Sumber: Satgascovid