BERSEPEDA menempuh rute Indoneia-Malaysia, rasanya tak ada yang aneh, jika menggunkan sepeda desain kekinian, sepeda yang telah di desain untuk tour. Banyak yang melakukannya, bahkan keliling dunia sekali pun.
Tapi, bersepeda keliling menempuh rute Bandung- Malaka, Malaysia menggunakan sepeda onthel (sepeda tua), ini termasuk berani, karena desain sepeda tersebut teramat sederhana. Inilah yang dilakukan Yadi Achyadi.
Alasan pria yang akrab disapa Yadi Karung ini dalam petualangan dengan menggunakan sepeda kesayangannya ini, sederhana sekali, ingin memotivasi siap pun agar gemar bersepeda. Terutama bersepeda onthel.
“Tidak ada yang lain, saya hanya ingin memotovasi agar kita mencintai dan dapat melestarikan melestarikan sepeda onthel. Itu saja,” ujarnya, kepada dara.co.od, tempo hari, seraya menambahkan sebelum komunitas onthel terbentuk, pria berusia 65 tahun ini sudah berusaha memperkenalkan sepeda onthel kepada masyarakat, lewat Pengayuh Onthel.
Yadi, seorang diri, dalam petualang dalam bersepedanya dimulai dengan menaklukkan rute perjalanan Bandung, Jawa Barat-Den Pasar, Bali. Rute
jarak tempuh ratusan kilo meter teresbut ia tempuh dalam rentang waktu 14 ingga 25 Desember 2008.
Lebih kurang setahun kemudia, kembali ia berpetualang dengan onthelnya melintasi rute Anyer-Panarukan selama setengah bulan, yakni pada Juli 2009. Rute Bandung-Bali kemabli ia tempuh dengan rute tambahan Lombok yang ia tempuh pada 5 November–12 Desember 2010.
Tak cukup sampai pada petualang dalam negeri, 19 September 2011 ia memcoba kemampuan beronthelnya dengan menjajal rute Bandung- Malaka, Malaysia. Lalu kembali ke petualanagn “jarak dekatnya”, menggowes onthel miliknya menelusuri rute Bandung-Surabaya 1 November 2013, lalu Bandung-Pangandaran April 2015, dan Bandung-Cilegon Pebruari 2017.
Target dalam perjalanan ratusan kilo meter itu, komunitas bukan prioritasnya, melainkan sikap perorangan dalam menjaga kelestarian sepeda tua itu. “Sebab komunitas hanya sekumpulan orang yang bernaung di satu wadah, realisasinya adalah sikap pecinta onthel yang akan mempengaruhi keberadaannya,” katanya, di Dome Balerame, Soreang, saat berlangsung Bosehkeun Kabupaten Bandung.
Setelah dua tahun vakum, dia kembali berencana melakukan perjalanan bersepedanya. Kali ini tidak sendiri, melainkan bersama rekan-rekan Pengayuban Onthel.
“Kita lakukan bersama untuk lebih mempererat tali silaturahim sesama pecinta sepeda onthel,” ujar Yadi tanpa menyebutkan rute yang akan mereka tempuh berikutnya.***
Wartawan: Fattah| Editor: Ayi Kusmawan