Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar dinilai tidak terbuka terhadap data ODP dan PDP serta pasien meninggal karena Covid-19.
DARA | BANDUNG – Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Jabar, Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, permasalahan yang terjadi bukan karena tidak ditampilkannya data di Web atau Aplikasi Pikobar.
“Jadi sebetulnya permasalahannya bukan tidak pada menampilkannya. Tetapi yang kita tampilkan di Pikobar itu adalah memang yang terakit langsung dengan Covid-19,” kata Berli saat melakukan konfrensi pers di Gedung Bulog Divre Jabar, Rabu (8/7/2020).
“Jadi kalaupun ada yang meninggal dari ODP atau PDP, kalau dia itu dilakukan pemeriksaan test swab kemudian hasilnya keluar (meskipun dilakukan setelah pasien meninggal) itu dia akan otomatis dimasukan kedalam konfirmasi positif meninggal,”imbuhnya.
Menurutnya, data tersebut, sudah tidak lagi dicantumkan sebagai PDP atau ODP yang meninggal. Hal itu yang menjadi perbedaan dengan Provinsi lain.
Berli menjelaskan, jika ada pasien yang meninggal karena penyakit lain dan bukan Covid-19, pasien tersebut tidak bisa dinyatakan ODP atau PDP bahkan OTG.
“Artinya begitu dia diperiksa ternyata dia negatif dan dia meninggal atau setelah meninggal baru diperiksa swab testnya dan ternyata dia negatif, maka dia tidak dimasukan ke dalam PDP ODP,” jelasnya.
“Dengan begitu, secara otomatis sudah membuat yang bersangkutan tidak lagi dilaporkan sebagai konfirmasi atau pun PDP ODP bahkan mungkin OTG yang meninggal karena tidak ada hubungannya dengan Covid-19,” tambahnya.
Namun, proses pemakaman jenazah yang meninggal dimasa pandemi Covid-19, tetap dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19.***
Editor: denkur