DARA | MAJALENGKA – Pergerakan tanah terjadi di di dua RT Blok Lamelaut, Desa Mekarmulya, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (8/4/2019). Peristiwa tersebut terjadi setelah hujan mengguyur wilayah Majalengka sejak Minggu (7/4/2019) siang.
Galamedia.com melansir, akibat pergerakan tanah itu sebanyak 19 rumah yang dihuni 25 KK dengan 72 jiwa di RT 009/003 dan RT 001/001 terpaksa mengungsi. Sebagian besar rumah warga rusak parah dan sedang.
Sejumlah warga menyebutkan, pergerakan tanah mulai terjadi Senin (8/4/2019) pukul 05.00 WIB. Nonoh, salah seorang warga, seusai salat subuh mendengar bunyi seperti retakan dan merasakan rumahnya bergoyang.
Rumah panggungnya kini tampak miring. Sementara di bagian bawah dan halaman rumah terdapat bongkahan tanah memanjang tak beraturan akibat pergerakan tanah.
“Saya kira gempa bumi. Begitu melihat ke luar ternyata lantai tanah sudah anjlok dan rumah miring karena permukaan tanah amblas,” katanya.
Warga lainnya, Udi dan Karwan mengalami hal yang sama. Kini mereka mengungsi di rumah familinya di Blok Desa yang jaraknya 250 m dari lokasi tersebut.
Udi menuturkan, sebelum pergerkana tanah terjadi, di daerah itu hujan turun sejak siang hingga malam. Ia tak menyangka, akan terjadi peristiwa tersebut.
“Ini tiba-tiba karena kondisi tanah sebelumnya aman-aman saja,” ujar dia.
Galamedia.com melansir, kejadian serupa serupa di wilayah ini, menurut warga, pernah terjadi tahun 2014. Namun kondisinya tidak separah saat ini.
Camat Lemahsugih, Rahmat Susanto, seperi dilansir galamedia.com, mengungkapkan, pihaknya akan segera membangun tenda darurat bagi warga. “Terpenting sekarang adalah menenangkan warga agar kondisi psikologisnya tenang dulu. Jangan sampai mereka panik karena kondisi ini.”
di Desa Sunia, Kecamatan Banjaran, rumah milik Wawan Setiawan di Blok Margahayu juga sebagian ambruk terdampak longsoran tebing di samping rumahnya, setinggi lebih kurang 4 meter.
Pemilik rumah tak sempat menyelamatkan barang-barang mereka saat longsor terjadi. Tidak dilaporkan ada korban jiwa pada musibah tesrebut.***
Editor: Ayi Kusmawan