Tanggapan Buya Yahya Terhadap Puisi Neno Warisman

Senin, 25 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buya Yahya (Foto: Radar Cirebon)

Buya Yahya (Foto: Radar Cirebon)

DARA | JAKARTA – Puisi Neno Warisman yang dibacakan dalam acara Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis malam, 21 Februari 2019, menjadi polemik. Ada yang menganggap puisi itu menistakan agama, mengancam Allah. Namun, banyak juga yang tidak sependapat dengan itu. Neno hanya mengungkapkan kegelisahannya.

KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, menjelaskan sepenggal kalimat yang jadi polemik itu. Menurut Buya, kalimat yang dipersoalkan itu bukan mengancam Allah, sebab Nabi Muhammad juga pernah berdoa seperti itu saat Perang Badar 17 Ramadhan 2 Hijriah. Hal ini tercantum dalam Hadits Riwayat Muslim 3/1384 hadits nomor 1763.

“Tentang kalimat itu, ‘jika Engkau tidak memenangkan kami, maka kami khawatir tidak ada yang menyembahMu di muka bumi. Jawabannya adalah, bukan mengancam Allah. Kalau mengancam Allah begini, ‘ya Allah, kalau Engkau tidak memenangkan kami, kami tidak akan menyembahMu. Itu kurang ajar. Akan tetapi dia mengatakan, ‘ya Allah jika Engkau tidak memenangkan kami, maka kami takut tidak ada yang menyembahMu. Kalimat ini bukan kalimat ancaman, bukan mengancam Allah. Akan tetapi ini rasa khawatir. Kalimat ini siapa yang pertama mengucapkan? Ini yang pertama mengucapkan adalah Baginda Nabi Besar Muhammad waktu di Perang Badar,” ujar Buya Yahya.

Buya menjelaskan, saat Perang Badar, pasukan Nabi Muhammad hanya sekitar 300 orang melawan pasukan kafir Quraisy seribu lebih. Perang yang tidak seimbang secara jumlah. Di saat itulah, Nabi meminta kepada Allah untuk mengabulkan janjiNya.

“Nabi mengadu ke Allah, ya Allah penuhi janjiMu. Nabi serius berjuang di jalan Allah, maka sesuai janji Allah, Allah akan menolongnya. Maka Nabi tagih janji Allah. Ini bukan berarti mengancam Allah. Akan tetapi rasa kekhawatiran Nabi, karena Nabi ingin setiap pojok rumah ada orang sujud, setiap sejengkal tanah ada orang sujud. Karena kalau orang Islam kalah, kemudian orang kafir tidak ada yang sujud. Akhirnya bumi ini tempat bermaksiat semuanya,” ujar Buya, seperti dilansir viva..

Buya menegaskan, penjelasannya ini hanya untuk menerangkan makna kalimat yang menjadi polemik di tengah masyarakat. Dia tidak ingin penjelasannya ini diasumsikan mendukung atau membenarkan yang satu dan menyalahkan yang lainnya.

“Ini zamannya zaman fitnah. Dipotong begini, dipikir nanti kita memusuhi ini atau mendukung ini. Kita bicara tentang ilmiah permasalahan. Terlepas siapa yang ngomong. Bapakku, anakku, keponakanku, sama.”

“Kami hanya mengomentari kalimat ini. Itu bukan menantang Allah,” pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah ini menekankan.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini
Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo
Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis
Hewan Peliharaan dan Sepeda Motor Dominasi Layanan KAI Logistik Periode Arus Balik
PFI dan AJI Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis oleh Ajudan Kapolri
Keputusan Dewan Kehormatan PWI Tidak Mengikat, Hendry Ch Bangun Bongkar Kekeliruan
Operasi Ketupat 2025 Hari ke-12: Volume Kendaraan Meningkat, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Beberapa Titik
Kapolri Perintahkan Jajaran Antisipasi Kejahatan di Sekitar Stasiun Agar Pemudik Nyaman dan Aman
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 12:38 WIB

156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini

Selasa, 8 April 2025 - 12:28 WIB

Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo

Senin, 7 April 2025 - 12:54 WIB

Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis

Senin, 7 April 2025 - 12:30 WIB

Hewan Peliharaan dan Sepeda Motor Dominasi Layanan KAI Logistik Periode Arus Balik

Minggu, 6 April 2025 - 20:38 WIB

PFI dan AJI Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis oleh Ajudan Kapolri

Berita Terbaru