Ma Iteung, begitu biasa dipanggil. Ia tak kuasa menahan haru saat menerima bantuan sembako. Namun, ia pun berharap bantuan datang tak sekadar karena ada wabah corona. “Nuhun pisan” atau terimakasih sekali, kata Ma Iteung.
DARA | BANDUNG – Tanpa corona pun, Ma Iteung berharap adaj bantuan dari pemerintah untuk sekadar menyambung hidupnya sehari-hari.
Ma Iteung adalah janda tua berumur 70 tahunan warga Kiaraeunyeuh Desa Banyusari Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kehidupannya memang tergolong miskin, sehingga wajar kalau ia mendapat bantuan dari pemerintah, termasuk bantuan dalam program terdampak wabah corona sekarang ini.
Ma Iteung, hidup dengan kesederhaan dari dulu, terlebih sejak suaminya meninggal. Tiga anaknya sudah berumahtangga. Namun, kehidupannya pun tergolong berkesusahan.
Ditanya tentang bagaimana rasanya mendapat bantuan sembako, Ma Iteung yang tuna netra ini mengucapkan rasa syukurnya dan sangat berterimakasih kepada pemerintah karena sudah peduli terhadap rakyat miskin.
Bantuan sembako yang diterima Ma Iteung selain minyak goreng dan gula pasir, juga sekarung beras yang justru menjadi kebutuhan sehari-hari.
Dituturkan Ma Iteung, sejak suaminya meninggal ia tak lagi bisa bekerja. Ditambah tiba-tiba penglihatannya menjadi tidak normal. Bahkan, akhirnya kini tidak bisa melihat sama sekali.
Di Desa Banyusari itu, tak hanya Ma Iteung yang menerima bantuan sembako. Banyak warga lain yang menerima. Menurut petugas dari desa, Novi Nurlela, bantuan itu berupa program bantuan terdampak corona dari Kabupaten Bandung.
“Pihak desa tentu akan selalu menyalurkan bantuan kepada masyarakat sesuai dengan data yang disetujui baik oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi,” ujar Novi.
Disebutkan Novi, di Desa Banyusari jumlah penerima program Misbar ini sebanyak 145 jiwa. “Alhamdulillah sudah sampai ke warga,” ujar Novi.
Sementara itu, Kepala Desa Banyusari, H Didin Dino mengatakan, pihak desa akan selalu sigap menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat, sebab itu adalah amanah yang wajib diberikan kepada yang berhak menerima.
Namun, dibalik itu kades mengimbau kepada masyarakat agar bersabar, sebab ada kalanya jumlah yang diterima tidak sesuai dengan yang diajukan, sehingga cukup membuat bingung pihak desa.
“Mari kita hadapi wabah corona ini dengan kesabaran. Jangan terpancing isu-isu yang belum tentu benar terkait bantuan sembako ini. Percayakan kepada pihak desa sebagai pengelola dan penyalur bantuan. Kami akan selalu hadir di tengah masyarakat,” ujar kades.***