DARA | BANYUWANGI – Bawang putih? Ya Banyuwangi. Paling tidak itulah predikat Kabupaten Banyuwangi dalam dua tahun mendatang.
Di kaki Gunung Ijen sejak awal 2018 terhampar 410 hektar tanaman bawang putih itu.Tanaman seluas itu sebagai realisasi program Kementerian Pertanian untuk menyediakan bawang putih. Harap maklum selama ini kebutuhan bawang putih nasional masih impor.
Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksikan ribuan tanaman bawang putih itu seluas luasnya. Di Banyuwangi potensi untuk tanaman ini mencapai 1200 hektar. Di tahun 2018 sudah tertanam seluas 410 hektar dengan rincian 150 hektar program APBN, dan 260 hektar dari wajib tanam tiga perusahaan yakni CV Sinar Padang Sejahtera dan CV Anugerah Agro Nusantara Sukses dan PT Lumbung Mineral.
“Potensi areal tanam di Banyuwangi 1.200 hektar baik untuk lahan ketinggian di atas 800 m dpl dan ketinggian medium. Sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi menuju swasembada 2021, target tanam Bawang putih 2019 Banyuwangi 770 hektar,” ungkap Dirjen Hortikultura, Suwandi dalam kunjungannya di Kecamatan Licin, Banyuwangi, Minggu (27/1/2019).
Suwandi memaparkan bawang putih yang ditanam dari 2018 seluruhnya diproses dijadikan benih dan akan ditanam 2019 seluas 770 hektar dan sebagian dijual benih ke daerah lain, Solok, Jambi, NTT dan lainnya. Pola ini lanjut dia, untuk penyediaan benih yang berkelanjutan. Sebab Indonesia mencanangkan di 2021 swasembada bawang putih.
Ini bak gayung bersambut. Sebab Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Banyuwangi Choiri, menjelaskan petani bawang putih Banyuwangi bersemangat untuk menanam dan mensukseskan program ini. Karena itu dia mengaku Dinas Pertanian sangat aktif melakukan mendampingi para petani untuk berproduksi dan memproses menjadi benih.
“Hasilnya pada tahun 2018 kemarin sudah menghasilkan benih 385 ton dan sudah disebar hasil dan sebagian dijual harga benih Rp 40.000 per kilogram di petani,” katanya.
Tono dari CV Sinar Padang Sejahtera mengatakan waktu pertama membuka lahan bawang putih, biaya budidaya yang dikeluarkan Rp 80 juta per hektar. Sedangkan tanam kedua dan berikut sudah menjadi Rp 40 juta per hektar.
“Waktu kemarin 2018 tanam 145 hektar melibatkan tenaga kerja petani sekitar 600 hingga 700 orang per hari, kalau panen 1.050 petani. Upah harian dibayar sesuai standar sekitar sini,” ucapnya.
Saat ini yang ditanam jenis bawang putih lembu kuning dan lembu hijau benih 500 sampai 600 kg per hektar. Produktivitasnya 7 sampai 8 ton per hektar. Jika diproses dijadikan benih, keuntungan per hektar bisa mencapai Rp 15 sampai 20 juta.
“Kami melihat ini tanam bawang putih menguntungkan dan kami optimis untuk terus dilanjutkan dan diperluas arealnya,” tegas Tono.***
Bahan: wahanaIndonesia.com