Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra terus mendorong pemajuan kebudayaan nusantara, salah satunya dengan berpartisipasi pada Festival Multi Budaya yang diselenggarakan di Queanbeyan Park, Australia.
DARA – Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, mengungkapkan bahwa acara berlangsung semarak dengan dimeriahkan oleh penampilan lagu dangdut Indonesia berjudul Terajana.
“Yang membuat Terajana menjadi lebih unik dan menarik bagi warga asing, adalah karena lagu ini diiringi musik angklung yang merupakan musik tradisional Jawa Barat,” ujar Najib ketika dihubungi Rabu, (2/3).
Festival yang dilaksanakan oleh Queanbeyan Multicultural Community pada Minggu (27/2/2022) menghadirkan penampil dari berbagai negara di seluruh dunia. Selain penampilan dari tim KBRI Canberra, turut tampil di panggung utama diantaranya Passistas Of Raio de Sol yang merupakan tari Samba dari Brazil, Hellenic Dancers yang merupakan tarian tradisional Yunani, Quake Belly Dance dan Baila dari Chili, dan lain-lain.
Menurut panitia, festival ini merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk mendekatkan hubungan antar masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia, khususnya di Queanbeyan. Tema festival tahun ini adalah “Colour, Movement, Food, Love and Learning The Many Amazing Cultures That Make Up Our Community”.
“Festival berisi panggung yang diisi oleh berbagai penampilan dari berbagai negara, kios-kios penjual makanan dan souvenir khas masing-masing negara dan tempat bermain anak-anak,” kata Atdikbud Najib, seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Senin (7/3/2022).
Dalam festival yang dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta ini, Indonesia juga menampilkan Tari Bali dari Provinsi Bali dan Tari Lancang Kuning dari Provinsi Riau.
“Masyarakat yang hadir menyambut antusias penampilan dari Indonesia. Saat lagu Terajana dimainkan dengan angklung, warga yang menonton pun ikut berjoget bersama dengan gembira,” ujar Atdikbud Najib.
Lagu Terajana sendiri memang memiliki nada yang ceria, sehingga sangat mudah membawa suasana yang mendorong partisipasi penonton yang hadir untuk berjoget bersama.
Menurut Atdikbud Najib, festival tahunan ini cukup strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia. “Festival ini pertama kali diselenggarakan kembali setelah pandemi mulai mereda, sehingga masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia antusias untuk hadir. Hal ini merupakan kesempatan strategis untuk mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia ke masyarakat dunia,” kata Najib.
Dalam kesempatan ini, KBRI Canberra mengenalkan beberapa budaya sekaligus seperti lagu dangdut, musik angklung, tarian dari daerah Bali dan tarian dari daerah Riau.
“Sebagaimana kita ketahui, dangdut juga merupakan bagian dari budaya khas Indonesia yang layak dikenalkan pada dunia. Jadi, dalam festival kali ini dengan menampilkan lagu terajana yang diiringi angklung kita telah mengenalkan beberapa budaya sekaligus dari mulai lagu, alat musik dan tarian yang khas Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi daya tarik di mata masyarakat dunia,” ujar Najib.
Atdikbud Najib juga mengungkapkan bahwa KBRI Canberra selama ini selalu berpartisipasi aktif dalam acara-acara multi budaya di Australia.
“Kami yakin acara multibudaya seperti ini merupakan sarana penting untuk saling mengenal dan mendekatkan diri di antara masyarakat dari berbagai negara. Interaksi melalui jalan budaya lebih efektif dan menyenangkan, karena di jalan budaya kita bisa berhubungan tanpa harus ada rasa saling curiga, sehingga Indonesia selalu terlibat dalam festival budaya di Queanbeyan ini,” ujar Najib.
Editor: denkur | Sumber: Kemendikbud