Terisolir, Potret Warga Cijuhung Bertahan dengan Aksesibilitas Terhadang Eceng Gondok

Kamis, 15 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rombongan Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat Arsan Latif bersama Sekda KBB, Ade Zakir serta sejumlah Perangkat Daerah KBB saat mengunjungi warga Kampung Cijuhung  RW 11 Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB).(Foto: Heny/dara)

Rombongan Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat Arsan Latif bersama Sekda KBB, Ade Zakir serta sejumlah Perangkat Daerah KBB saat mengunjungi warga Kampung Cijuhung RW 11 Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB).(Foto: Heny/dara)

Terkadang perahu-perahu itu berhenti sejenak. Sang “kernet” yang berada di bagian depan mencoba menyibakkan eceng gondok dengan menggunakan sebatang bambu kering.


DARA| Matahari mulai terik, padahal jam baru menunjukkan pukul 10.00 WIB, Selasa lalu (13/2/2024). Tiga perahu kecil beriringan melaju perlahan, menembus Bendungan Waduk Saguling di sekitar Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Air bendungan yang tenang, tiba-tiba beriak tatkala ketiga perahu itu menyeruak. Sepertiga perjalanan, laju perahu-perahu ini sempat tertahan dengan hamparan eceng gondok

Satu perahu bahkan tanpa atap, mencoba menembus hamparan eceng gondok yang memenuhi Bendungan Waduk Cirata.

Terkadang perahu-perahu itu berhenti sejenak. Sang “kernet” yang berada di bagian depan mencoba menyibakkan eceng gondok dengan menggunakan sebatang bambu kering.

Sementara sang pengemudi di bagian belakang, mata elangnya melihat ke kanan kiri atau sejurus kemudian mengikuti arahan sang kernet.

Tangannya tak lepas dari kemudi mesin, untuk mengatur jalannya perahu kecil ini.

“Awas, jangan terlalu ke kanan, tahan-tahan,” ujar sang kernet sambil menancapkan bambu ke dasar waduk untuk menahan keseimbangan laju perahu.

Selama beberapa saat, perahu yang ditumpangi rombongan Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat Arsan Latif bersama Sekda KBB, Ade Zakir serta sejumlah Perangkat Daerah KBB, sempat terkatung-katung lantaran terhadang eceng gondok.

Setelah kurang lebih 1 jam, nun jauh di sebrang sana, samar-samar ada dataran mirip sebuah pulau kecil. Ternyata lokasi itulah yang menjadi tujuan rombongan yang mengantar logistik Pemilu 2024.

Rombongan tiba sekitar pukul 11.00 WIB di lokasi yang dituju, yakni Kampung Cijuhung RW 11 Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Seorang ibu muda menggendong bocah kecil tersenyum hangat, saat dihampiri. “Capek ya Bu? Panas lagi, ya”? ucapnya ramah.

Fitri (30), nampaknya sudah terbiasa mendengar keluhan pendatang ketika menempuh perjalanan ke daerahnya melalui jalur air.

Ia sendiri yang sudah 7 tahun tinggal di situ, tak ada pilihan lain jika ingin ke ibu kota kecamatan. Melalui jalur air, ia mengaku harus sabar menunggu sang angin membuyarkan lautan eceng gondok.

“Mau gimana lagi, harus kucing-kucingan dengan eceng gondok kalau mau nyebrang. Kalau memudar (eceng gondoknya), baru saya berani ke kota,” ujarnya.

Paling bisa, dua minggu sekali dirinya ke pasar di pusat kota Cipeundeuy. Ia harus membiasakan diri, tinggal daerah terisolasi dengan akses jalan serba terbatas.

“Bisa juga jalan darat, tapi jalannya rusak dan lumayan jauh. Ya, sekitar 1,5 jam kalau naik motor,” ujarnya.

Lain cerita dengan Nita (31), yang tengah mengandung anak keduanya. Jika ingin memeriksa kehamilannya, ia memilih ke Kabupaten Cianjur karena lebih dekat.

“Tetep sih naik perahu, nanti turun di Cijangari, terus disambung naik angkot kalau Puskesmas,” terang Nita.

Nani (40) Warga Cipundeu

Pengalaman menyedihkan dialami Nani (40), ketika mengandung anak ketiga nyaris lahiran di atas perahu. Ketubannya sudah pecah waktu di atas perahu, karena menunggu lama penumpang lainnya.

“Kan nggak bisa perahunya jalan kalau penumpangnya sedikit. Jadi waktu itu, saya nunggu penumpang lain,” bebernya.

Beruntung ia bisa melahirkan dengan selamat di Poned Cipeundeuy meskipun setelah di darat, naik ojeg dengan posisi telentang.

“Ya, beginilah kehidupan sehari-hari kita, sehari-haripun sulit nyebrang ke daratan situ. Paling dua minggu sekali ke pasar, kalau kebutuhan dagangan sudah menipis,” ujar perempuan yang sehari-harinya berjualan warungan.

Kisah pilu dialami adik perempuannya, yang meninggal enam tahun lalu saat mau melahirkan karena terlalu lama di perjalanan.

“Jadi beginilah kehidupan kita di sini, susah kalau mau ke sebrang sana (daratan),” tuturnya.

Warga lainnya, Titin Sumiati (52)

Kampung Cijuhung RW 11 RT 01 mengeluhkan sulitnya akses menuju daerahnya.
Untuk membiayai sekolah anaknya yang kini duduk di bangku SMK Cipeundeuy, ia harus mengeluarkan kocek yang cukup besar menurut ukurannya.

Selain biaya sekolah anaknya, mahalnya transportasi menjadi persoalan tersendiri. “Untuk pergi ke Cipeundeuy saja, ongkosnya satu balikan nyampe Rp100 ribu. Nggak mungkin kalau harus bolak-balik dari rumah. Jadi anaknya diam di pesantren saja di sana,” ungkapnya.

Ia berharap, ada solusi yang berpihak bagi warga Kampung Cijuhung dengan memperbaiki jalan darat sebagai penghubung dengan pusat kota Cipeundeuy.

“Mudah-mudahan saja pemerintah memperhatikan kita, biar kita tidak sulit berangkat kemana-mana,” ucapnya.

Ketua RW 11 Desa Margaluyu, Suparman menyebutkan, ada 145 Kepala Keluarga (KK) di wilayahnya yang terdiri dari 3 RT.

Warga di situ, menempati lahan milik PT PLN dengan mata pencaharian sebagai buruh perkebunan, mengail ikan dengan jaring atau hanya jadi kuli serabutan.

“Saya sendiri di sini sejak tahun 1990-an. Kebetulan saya bekerja di perkebunan di sini. Saya sendiri dan istri asli orang Cianjur. Di sini tinggal karena kerjaan,” bebernya.

Persoalan aksesbilitas diakuinya, sebagai persoalan yang dihadapi warga RW 11 ini. Ia maklum jika warganya mengeluhkan kondisi sarana penghubung dengan daratan menuju perkampungan warga lainnya.

“Memang seperti ini kendalanya. Saya saja, punya anak yang gede-gede tinggal di Cianjur. Hanya si kecil saja yang tinggal di kampung ini,” pungkasnya.

 

Editor: Maji

Berita Terkait

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi
Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Pekan Kebudayaan Jawa Barat, Harmoni Keberagaman Warisan Leluhur
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 17:13 WIB

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi

Senin, 16 Desember 2024 - 12:17 WIB

Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:36 WIB

Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Berita Terbaru

mobil sim keliling kabupaten Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Selasa 17 Desember 2024

Selasa, 17 Des 2024 - 06:02 WIB

mobil sim keliling kota Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Selasa 17 Desember 2024

Selasa, 17 Des 2024 - 05:58 WIB