DARA | BANDUNG – Pemkot Bandung perlu mengukur tingkat keretakan dan penurunan tanah di samping Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Karena itu, kelayakan stadion kebanggan warga kota ini untuk menggelar pertandingan sepak bola masih perlu dikaji lebih lanjut.
Menurut Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung, Chairul Anwar, secara kasat mata terdapat keretakan dan penurunan di sejumlah titik. Namun, kondisi itu tidak terjadi di struktur utama stadion berkapasitas 38.000 penonton tersebut.
“Hasil awal peninjauan kami bersama Polrestabes Bandung adalah keretakan dan penurunan terjadi di samping-samping stadion seperti tempat parkir dan pendukung struktur stadion lainnya. Ada sedikit penurunan dan ditemukan ada retak,” katanya, seperti dirilis Humas Kota Bandung, Senin (4/2/2019).
Dengan kondisi seperti itu, pihaknya tidak bisa menilai GBLA layak atau tidak untuk digunakan pertandingan. Perlu pengkajian lebih lanjut.
“Tanah di situ dulunya bekas sawah. Struktur utama stadionnya tidak bermasalah, hanya samping-samping stadionnya. Sementara waktu perlu penelitian. Karena asetnya milik Dispora (Dinas Pemuda dan Olah Raga), maka yang berwenang mengkaji itu Dispora. Sedangkan hanya merupakan pendukung teknis saja,” ujarnya.
Meski struktur utama stadion tidak bermasalah, Anwar mengaku ada kekhawatiran karena pertandingan Persib di kandang seringkali dijejali penonton dalam jumlah banyak. Bahkan membludak hingga di luar perkiraan.
“Bobotoh yang menonton biasanya sangat membludak, di luar daya tampung GBLA. Akhirnya Polrestabes merekomendasikan agar dicari alternatif dulu. Untuk preventif saja takut ada sesuatu yang tidak diinginkan, makanya kita pun setuju,” kata Anwar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Dodi Ridwansyah, menyebutkan, laporan mengenai keretakan dan penurunan tanah di Stadion GBLA baru sebatas visual, sehingga perlu ada pendalaman lebih lanjut. “Kami sedang mengupayakan untuk mencari penyedia jasa pengkaji teknis mengenai kondisi GBLA.”
Dengan kajian teknis tersebut, menurut Dodi, dapat terlihat lebih jelas kondisi sesungguhnya. Termasuk jika memang perlu perbaikan.
Tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menggandeng PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) dalam penyediaan jasa ini. “Karena mereka kan ada keinginan untuk mengelola. Biar hasilnya bisa menjadi dasar untuk kita dalam melakukan perbaikan,” katanya.
Lebih lanjut Dodi menjelaskan, rencana kajian tersebut merupakan bentuk tindak lanjut hasil rapat koordinasi di Markas Polrestabes Bandung, Jumat (1/2/2019) lalu. “Apapun yang menjadi hasil rakor hari Jumat lalu, kami akan menindaklanjuti saran dan masukan pada hasil rapat tersebut.”***