Sebuah rumah dirobohkan warga. Maksudnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan mengingat rumah itu kondisinya miring, nyaris roboh.
DARA | Rumah itu berada di Kampung Cijeuler RT01 RW06, Desa Cibiuk Kidul, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ketua RW 06, Desa Cibiuk Kidul, Yanto, mengatakan, rumah yang dirobohkan tersebut diketahui milik Imas (60).
Meski telah miring, kata Yanto, namun rumah yang dihuni Imas bersama anaknya itu masih berdiri karena tertahan oleh kabel listrik yang melintang di sekitar rumahnya.
“Hujan deras kemarin membuat kemiringan rumah semakin parah. Kalau saja tidak ada kabel, mungkin rumah itu sudah roboh sendiri,” ujar Yanto, Rabu (28/9/2022).
Yanto menuturkan, warga pun kemudian secara bergotong royong merobohkan rumah Imas tersebut. Dilakukan berdasarkan permintaan dari Imas sendiri selaku pemilik rumah karena dirinya merasa khawatir rumah sewaktu-waktu akan roboh dan menimpa ia bersama anaknya.
“Dirobohkannya tadi pagi sekira jam 09.00 WIB, sehingga saat siang hari rumah sudah rata,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cibiuk Kidul, Aas Ahmad Syafei, menyebutkan, Imas meminta rumahnya dibongkar demi alasan keamanan. Pasalnya, dua hari lalu ada kejadian dua rumah terbakar di desanya yang juga disebabkan oleh korsleting pada kabel Kwh.
Menurut Aas, kejadian kebakaran akibat korsleting listrik tersebut membuat warga cemas dan khawatir hal serupa terulang, sehingga untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Imas pun meminta agar rumahnya dirobohkan karena merasa takut kabel kwh itu juga memicu kebakaran serupa.
Selain itu, lanjut Aas, kemiringan pada bangunan rumah juga dikhawatirkan menimpa bangunan rumah milik warga lainnya.
“Usai rumahnya dirobohkan, Imas dan anaknya saat ini menempati rumah orang tua mereka yang lokasinya berada di depannya,” katanya.
Namun diungkapkan Aas, rumah milik orang tua Imas yang jadi tempat tinggal baru mereka pun ternyata kondisinya tidak lebih baik, bahkan bisa dibilang cukup memprihatinkan. Atap genteng rumah sudah rusak sebagian, sehingga kalau turun hujan dipastikan air masuk ke dalam rumah.
Aas menuturkan, pihaknya baru mengetahui bila Imas dan keluarganya tergolong dari masyarakat miskin yang tidak mampu.
Pihak pemerintah desa dan kecamatan setempat pun telah melakukan pengecekan ke lokasi rumah Imas tersebut.
“Dari peninjauan di lokasi, Bu Imas ini dan keluarganya merupakan orang tidak mampu, namun tidak mendapat bantuan. Kami dari desa sudah mengupayakan agar ia mendapat bantuan dan masuk ke dalam daftar DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial),” katanya.
Editor: denkur