Krisis ekonomi yang diperkirakan akan melanda dunia pada tahun 2023 mendatang cukup mencemaskan negara-negara di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.
DARA | Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, mengatakan, Garut sebagai daerah agraris akan lebih siap dalam menghadapi krisis pangan tersebut. Pasalnya, Garut adalah daerah pertanian, dimana sekira 70 persen masyarakatnya adalah petani.
“Jadi kalau bicara masalah ketahanan pangan, Insya Allah maayarakat Garut lebih siap dibanding daerah lain,” ujar Wabup Helmi yang juga sebagai Ketua DPD PKS Kabupaten Garut.
Wabup mengatakan itu saat Kenduri Pangan Lokal dalam rangka peringatan Hari Tani dan Pangan Nasional di Desa Keramatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Minggu (13/11/2022).
Wabup mencontohkan, selama ini hasil produksi padi di Garut selalu surplus, sehingga bukan hanya dikonsumsi warga Kabupaten Garut, melainkan juga didistribusikan ke daerah lain.
Selain itu, lanjutnya, Garut juga termasuk sebagai pemasok jagung terbesar di Jawa Barat. Namun, untuk kedelai selama ini memang masih tergantung pada kedelai impor. Terkait hal ini, ia pun menyebutkan harus ada kebijakan dari pemerintah secara nasional.
“Bagaimana agar masyarakat kita tertarik untuk menanam kedelai. Memang secara hitungan pasca panen, atau saat panen itu, padi jauh lebih menguntungkan apalagi jagung. Kemarin saya sudah bicara dengan Kementerian Pertanian, mudah mudahan Garut menjadi daerah percontohan kedua untuk penanaman kedelai ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandharu, menyenutkan, pemerintah harus melakukan langkah konkrit dan berhenti bergimik dalam menyikapi krisis pangan di tahun 2023.
Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan untuk menghadapi krisis pangan di 2023 yakni dengan melakukan kerjasama.
“Saya kira pemerintah harus berhenti dengan gimik-gimik, untuk menghadapi krisis ini tidak bisa dengan gimik. Kita harus kerjasama,” katanya.
Haru mengatakan, di tingkat daerah mulai dari provinsi hingga kota/kabupaten harus berupaya menggali potensi pangan lokal. Kemudian, pemerintah harus mulai mengkonsumsi pangan lokal dengan membeli pangan dari para petani.
“Yang paling membahagiakan untuk petani adalah harga yang cocok supaya tidak merugi supaya mereka berjalan dan apa yang diinginkan oleh petani, jangan sampai mereka bertani rugi,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS, Sohibul Iman, menyebutkan Indonesia akan terhindar dari krisis pangan yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023.
Hal tersebut, ungkapnya, karena Indonesia memiliki potensi pangan yang sangat besar dalam menghadapi krisis dunia.
“Kita harus bersyukur di tengah-tengah kekhawatiran dunia tentang krisis pangan, itu memang Indonesia tidak masuk di dalam konteks itu karena Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurut Sohibul, potensi karbohidrat di Indonesia sangat banyak, bahkan ada 44 jenis.
Tak hanya itu, kata Sohibul, potensi protein dan sebagainya juga ada.
Meski begitu, pihaknya menyoroti permasalahan pengelolaan potensi pangan tersebut yang dinilainya bisa menjadi tidak berguna saat menghadapi krisis pangan di masa depan.
“Bahkan dimasa depan kita akan terkena krisis, oleh karena itu kita PKS ingin membangunkan kesadaran dimasyarakat dan juga pemerintah bahwa kita mempunyai potensi besar, mari bahu membahu untuk mengelola bahan-bahan pangan lokal kita. Jangan sampai kita terlena dengan impor,” katanya.
Kenduri Pangan Lokal yang digagas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Garut tersebut dihadiri sejumlah petinggi DPP PKS, DPW PKS Jabar, DPD PKS Kabupaten Garut serta ratusan kader dan simpatisan PKS.
Editor: denkur