Ketersediaan test kit Covid-19 yang terbatas, menjadi salah satu faktor penyebab adanya skala prioritas untuk melakukan tes masif di Jawa Barat.
DARA | BANDUNG – Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat, Setiaji, warga yang tidak memiliki gejala, tidak punya riwayat bepergeian ke daerah atau negara terpapar corona dan kontak langsung dengan yang yang positif corona, serta tidak pergi ke empat klaster penularan Covid-19 di Jabar, bukan prioritas tes masif.
“Empat klaster yang dimaksud yakni Musyawarah Daerah Himpunan Hipmi Jabar di Kabupaten Karawang, Seminar Bisnis Syariah di Kabupaten Bogor, Seminar keagamaan di Kota Bogor, dan Seminar keagamaan di Kabupaten Bandung Barat,” ujar Setiaji, Jumat (27/3/2020).
Selain itu, kata Setiaji, pendaftaran tes masif via aplikasi Pikobar, diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk tiga katagori.
Pertama, Katagori A yakni masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti orang dalam pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, pasien dalam pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.
Kedua, Katagori B yaitu masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya atau rawan tertular. Ketiga, Katagori C meliputi masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit Covid-19.
“Di situ ada lampiran, diharapkan masyarakat untuk cek mandiri dulu, tidak langsung daftar. Di aplikasi Pikobar ada fitur periksa mandiri dulu. Nanti hasilnya itu diupload di form pendaftaran,” katanya.
Form pendaftaran, lanjut Setiaji, dibuat oleh pihaknya untuk mem-filter masyarakat yang paling rentan terjangkit Covid-19. Mendaftarkan diri tidak secara otomatis menjamin akses untuk melakukan pengetesan.
Menurutnya, akan ada proses verifikasi dan validasi dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, berdasarkan form pendaftaran, sebelum mendapat undangan melakukan tes masif Covid-19.
“Setelah mengisi selesai, akan dapat nomor pendaftaran yang bisa dicek. Di situ ada dua fasilitas, untuk mendaftar, dan mengecek hasil pendaftarannya,” tuturnya.
Jika pendaftar sudah terverifikasi, maka Pikobar akan mengirim QR Code dan undangan berupa pesan singkat untuk menentukan lokasi dan jadwal tes.
“Itu kami lakukan untuk menghindari antrean atau kerumunan. Kemudian, pendaftar mesti bawa nomor pendaftaran beserta QR Code dan nanti discan oleh petugas. Tes menggunakan pola drive-thru. Peserta tes menjalani pemeriksaan cepat tanpa harus turun dari kendaraannya,” jelasnya.***
Editor: Muhammad Zein