DARA | BANDUNG – Ada tiga hal yang perlu dilakukan Pemprov Jawa Barat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan.
“Saya meyakini teori pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi terbagi tiga,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam arahannya kepada para Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan pejabat Pemprov Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung, kemarin.
Teori pertama adalah memperbanyak investasi. Oleh karena itu, promosi dan kondusivitas keamanan wilayah perlu dijaga agar investor tertarik untuk menanamkan modalnya.
“Maka, saya terus meminta kepada bapak/ibu memberikan terus citra positif ke luar, bahwa kalau mau investasi di Jawa Barat saja. Dimulai dari urusan kondusivitas keamanan, itu menjadi ujung tombak,” ujarnya.
Teori kedua, lanjut dia, pembangunan infrastruktur sebagai faktor penting penggerak ekonomi daerah. Untuk itu, pembangunan infrastruktur harus dipercepat.
Apalagi, penduduk Provinsi Jawa Bara hampir 50 juta jiwa. “Investasi berbanding lurus dengan kesiapan infrastruktur. Maka Dinas PUPR dan Bappeda harus meyakinkan urgensi penambahan tol baru, kemacetannya, bandar udara juga mengingat populasi penduduk hampir 50 juta,” katanya.
Menurut dia, konsep pengembangan infrastruktur transportasi di Jawa Barat harus pula memperhatikan jasa transpotasi barang. “Kalau saya pada prinsipnya setiap ada angkutan jangan melulu angkutan penumpang. Tapi di dalamnya juga harus dikonsepkan juga yang namanya angkutan barang. Jadi, angkut-angkut barang seperti pakai kereta perlu dimaksimalkan.”
Termasuk Bandara Kertajati, menurut dia, tidak 100 persen mengandalkan pertumbuhan penumpang. Tapi juga arus barang yang sedang pihkanya siapkan. ujarnya.
Teori ketiga adalah pengembangan kewirausahaan. Ia mencontohkan, saat ini sedang viral sebuah produk desa. Produk tersebut menjadi terkenal ke seluruh Indonesia gara-gara dipromosikan oleh perusahaan e-commerce.
“Ini menarik, karena ada sabun yang tidak dikenal. Tapi karena ada ruang digital di desa dibawa ke ruang itu. Lalu dipromosikan oleh standarnya, difoto dengan bagus. Langsung terkenal ke seluruh Indonesia dan pesanannya luar biasa,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan