Warga Irak menggelar unjuk rasa menolak hubungan diplomatik dengan Iran. Iran menurut pengunjuk rasa, menyokong pemerintahan Irak yang korup. Unjuk rasa ini terus menerus hingga sepekan terakhir ini dan sudah memakan korban 100 orang lebih?
DARA | KARBALA, IRAK – Timah panas kembali menewaskan tiga pengunjuk rasa di Karbala Irak Senin (4/11/2019). Unjukrasa warga Irak menolak hubungan diplomatik dengan Iran selama satu pekan terakhir ini menewaskan tak kurang dari seratus pengunjuk rasa.
AFP , Selasa (5/11/2019), para pengunjuk rasa mendesak agar konsulat Iran di Karbala Irak segera ditutup. Sebab pemerintah Iran mendukung pemerintah Irak yang korup.
“Aparat tidak melepaskan tembakan ke udara. Mereka terkesan ingin membunuh, bukan membubarkan massa. Mereka malah menentang Konsulat Iran, sementara kami ingin negara ini bebas dari campur tangan asing. Mengapa mereka malah membunuhi teman-teman sebangsanya,” kata sejumlah pengunjuk rasa.
Seperti diketahui hubungan diplomatik Irak dan Iran selalu rumit. Bahkan 1980-an kedua negara terlibat perang yang nayris tak berkesudahan.
Meski demikian, hubungan dalam bidang politik dan ekonomi sangat erat. Setiap tahun, penganut ajaran Syiah dari Iran berziarah ke Karbala yang dianggap sebagai kota suci. Pemeluk Syiah berziarah ke makam cucu Rosullah Muhamad SAW di Karbala.
Panglima Angkatan Bersenjata Iran, Qassem Soleimani, lebih suka melakukan kunjungan khusus ke beberapa lokasi di Irak untuk memberi masukan kepada aparat lokal perihal cara memperagakan demonstran.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Amerika Serikat adalah dalang dari aksi massa di Irak dan Libanon.
Sampai saat ini dikembalikan, sudah 250 orang diterima dalam bentrokan pengunjuk rasa dan petugas keamanan di Irak.
Presiden Irak Barham Salih mengumumkan Perdana Meteri Adil Abdul Mahdi telah menyetujui untuk mengundurkan diri. Mahdi bersedia mengundurkan diri setelah Irak dihantam gelombang unjuk rasa anti-pemerintah selama berminggu-minggu.
Aksi unjuk rasa besar-besaran merebak di Irak sejak 1 Oktober. Mereka menuntut langkah konkret pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan memberantas korupsi.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan, Irak adalah penghasil minyak bumi terbesar kedua di dunia. Namun, berdasarkan lembaga non-pemerintah Transparency International, mereka menetapkan urutan ke-12 negara terkorup di dunia.
Wartawan : Bima Satriyadi |editor: aldinar | bahan : AFP