Tiga Penyakit yang Harus Diwaspadai Jelang Pergantian Musim

Minggu, 13 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI. Foto: hellosehat.com

ILUSTRASI. Foto: hellosehat.com

Pergantian musim dari kemarau ke musim hujan masyarakat harus waspada. Ada beberapa penyakit yang kerap muncul dalam pergantian musim ini. Lantas apa yang harus dilakukan? 

 

 

DARA | BANDUNG — Selain demam berdara dengue (DBD), beberapa penyakit lainnya pun perlu diwaspadai saat musim hujan, yakni diare dan influenza. Hal ini akibat pertumbuhan virus dan bakteri yang cepat saat musim hujan.

“Berbagai penyakit ini sebetulnya bisa dicegah kalau kebersihan lingkungan dan kesehatan dijaga, di antaranya dengan makan makanan bergizi dan olah raga teratur,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Barat (KBB), Hernawan Widjajanto, saat dihubungi dara.co.id melalui telepon selulernya, Minggu (13/10/2019).

Menurut dia, yang harus lebih diwaspadai adalah saat memasuki musim  hujan. Karena itu, ia mengimbau, masyarakat KBB, Jawa Barat, DBD. Penderita penyakit ini kerap melonjak terutama pada awal musim hujan akibat lingkungan kotor yang tergenang air.

Biasanya, lanjut dia, barang-barang bekas yang berserakan di luar, pada musim kemarau kondisinya kering dan saat masuk musim hujan pastinya tergenang air. Dari situlah biasanya muncul nyamuk DBD.

Pihaknya memiliki program rutin untuk mengantisipasi DBD, yakni melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di sejumlah daerah, yang dilakukan dengan 3M (menutup dan menguras tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas).

“Hal ini bisa mencegah berkembangbiaknya nyamuk pembawa penyakit DBD,” ujar dia.

Hernawan menjelaskan, gejala DBD biasanya diawali demam tinggi yang tak kunjung turun dalam waktu tiga hari. Dengan kondisi itu, penderita dianjurkan  segera memeriksakan diri ke puskesmas ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya.

“Nanti, oleh dokter akan diperiksa dan dipastikan apakah ada gejala DBD atau tidak. Ini dibutuhkan agar penanganan bisa secepatnya dilakukan, sebab kalau terlambat akan menyebabkan turunnya trombosit yang bisa berakibat kematian,” katanya.***

Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 18 Januari 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 18 Januari 2025
Ada Apa Wali Kota Bandung Terpilih Farhan Menemui Pj. Gubernur Jabar, Simak Berita Ini
Siapa Berminat, Pemerintahan Kota Bandung Membutuhkan 838 ASN
2025, Kantor ATR/BPR Kabupaten Bandung Tergetkan 40 Ribu Bidang Tanah PTSL Simak Menjelasnnya
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Jumat 17 Januari 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Jumat 17 Januari 2025
Pj Gubernur Rahman Hadi, Bangga dan Dukung Penuh Perayaan HPN 2025 di Riau
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 07:01 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 18 Januari 2025

Sabtu, 18 Januari 2025 - 06:59 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 18 Januari 2025

Jumat, 17 Januari 2025 - 14:00 WIB

Ada Apa Wali Kota Bandung Terpilih Farhan Menemui Pj. Gubernur Jabar, Simak Berita Ini

Jumat, 17 Januari 2025 - 12:48 WIB

Siapa Berminat, Pemerintahan Kota Bandung Membutuhkan 838 ASN

Jumat, 17 Januari 2025 - 09:14 WIB

2025, Kantor ATR/BPR Kabupaten Bandung Tergetkan 40 Ribu Bidang Tanah PTSL Simak Menjelasnnya

Berita Terbaru