Tinggal di Gubuk Reyot, Mak I’ah Luput dari Bantuan Sosial

Rabu, 13 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mak I'ah (Foto: Angga Purwanda/dara.co.id)

Mak I'ah (Foto: Angga Purwanda/dara.co.id)

“Sempat dapat beberapa kali beras rakyat miskin (Raskin), tapi sekarang gak dapat lagi. Suka mendengar kalau tetangga dapat bantuan dari pemerintah, tapi saya tidak menerima. Suka sedih, padahal hidup juga di gubuk reyot,” kata Mak I’ah.


DARA | CIANJUR – Gencarnya berbagai program bantuan sosial bagi masyarakat miskin yang digelontorkan pemerintah di tengah pandemi Covid-19, sepertinya masih belum merata.

Mak I’ah (70) warga Kampung Ciroyom RT 03/RW 08, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, luput dari perhatian disaat pemerintah gencar memberikan bantuan sosial.

Menempati gubuk reyot di tengah pesawahan, dengan ditemani seorang cucu perempuannya yang berusia lima tahun, Mak I’ah menjalani kesehariannya dengan penuh keterbatasan ekonomi.

Mak I’ah yang ditinggal meninggal dunia oleh suaminya hampir tiga tahun lalu itu untuk dapat bertahan hidup membiayai kesehariannya hanya dapat mengandalkan dari upah sebagai buruh serabutan yang jumlahnya tidak menentu.

Mak I’ah menceritakan, dirinya hanya dapat meratapi nasib saat tahu tetangganya yang dinilai lebih mampu darinya, justru mendapatkan berbagai bantuan sosial dari pemerintah.

“Sempat dapat beberapa kali beras rakyat miskin (Raskin), tapi sekarang gak dapat lagi. Suka mendengar kalau tetangga dapat bantuan dari pemerintah, tapi saya tidak menerima. Suka sedih, padahal hidup juga di gubuk reyot,” kata Mak I’ah saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/5/2020).

Gubuk reyotnya yang berada di tengah pesawahan, kerap bocor apabila hujan turun. Bahkan, saat memasuki malam hari, dirinya bersama cucunya itu harus hidup didalam kegelapan karena tidak adanya listrik untuk menerangi.

“Gak ada listrik, cuma pakai lampu minyak saja, kadang lampu juga tidak menyala karena tidak ada minyaknya. Kalau hujan ya kehujanan, kadang tidak pernah tidur semalaman,” ujarnya.

Tak banyak yang diminta Mak I’ah, dirinya hanya ingin dapat membesarkan cucu perempuannya itu dengan lebih baik, dengan mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak.

“Semoga rezeki cucu saya ini dapat lebih beruntung dari saya. Dapat sekolah dan belajar agama yang tinggi, sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan agama,” pungkasnya.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
BPBD Jabar Lanjutkan Masa Darurat Bencana Sukabumi, 12.651 Warga Masih Mengungsi
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:27 WIB

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Minggu, 15 Desember 2024 - 22:18 WIB

Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB