Es puter dan es lilin, jajanan tempo dulu yang menyegarkan dan digemari berbagai kalangan.
DARA | Ketika berbicara es puter dan es lilin, yang terbayang pastinya minuman bisa melepaskan dahaga ketika berada di cuaca panas.
Namun berbeda dengan Esputer dan Eslilin yang digulirkan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Esputer dan Eslilin yang dimaksud adalah program pengembangan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Menurut Kepala Disarpus KBB, Heri Partomo, Esputer adalah Sarana Perpustakaan Terbuka, sedangkan Eslilin, singkatan dari Sarana Literasi Keliling.
“Untuk Esputer ini, kita akan mencoba membuat semacam kafe dengan perpustakaan terbuka di depan gedung perpustakaan sekarang (Gedung A, lantai dasar Komplek Perkantoran KBB-Ngamprah),” ujar Heri di Ngamprah, Senin (19/2/2024).
Untuk mewujudkan program Esputer, pihaknya akan bekerjasama dengan pihak swasta melalui dana corporate social responsibility (CSR).
Ia berharap para pengusaha, terutama pengusaha di KBB bisa berpartisipasi dengan dinasnya dalam pengembangan perpustakaan terbuka ini.
Konsep Esputer ini, seperti pada umumnya sebuah kafe yang ditata sedemikian rupa. Namun bedanya, kafe Esputer, akan menyediakan berbagai macam buku bacaan.
“Kita akan memanfaatkan halaman perpustakaan untuk cafe semi outdoor. Buku-buku bacaan akan kita siapkan, biar pengunjung sambil ngopi atau jajan cemilan, baca-baca buku,” tutur Heri.
Untuk jajanan makanan dan minuman, ia akan merangkul para pedagang yang biasa berjualan di sekitar perpustakaan tersebut.
Sedangkan program Eslilin, pihaknya akan memanfaatkan petugas lapangan Disarpus untuk berkeliling membawa beragam buku bacaan dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda tiga.
Mereka akan berhenti di tempat-tempat strategis yang banyak berkumpul warga seperti pusat ruang terbuka maupun sekolah-sekolah.
“Untuk kendaraannya, kita akan mengajukan bantuan kendaraan roda dua maupun roda tiga ke Bangub (Bantuan Gubernur),” katanya.
Kedua program tersebut, diharapkan bisa berjalan sesuai harapan. Jika dilihat dari slot anggaran Bankeu yang ada di Provinsi Jawa Barat ini, kata Heri sangat memungkinkan program Eslilin ini dilaksanakan di 16 se-KBB.
“Minimal satu kecamatan, satu (unit) dulu kendaraan. Tapi kalau ada CSR dari pihak ketiga, kenapa tidak lebih dari itu. Artinya program ini bisa berkembang lebih lanjut lagi,” ujarnya.
Masih kata Heri, konsep Esputer dan Eslilin yang akan ia gulirkan tersebut, program murni Disarpus KBB, sejalan dengan upaya pengembangan Disarpus KBB.
Sekitar 80.000-an buku bacaan yang dimiliki Disarpus KBB tersebut diharapkan menjadi buku bacaan yang dicari masyarakat KBB.
“Kita sedang mencoba memverifikasi semua buku itu. Apakah semuanya itu ada atau sudah sejauhmana buku tersedia. Kalaupun tidak lengkap, kita kebetulan sudah bekerja sama juga dengan provinsi Jabar,” katanya.
Kaya Heri, Pemprov Jabar membuka peluang peminjaman buku ke perpustakaan tiap kabupaten agar bisa digunakan di perpustakaan daerah.
“Ini juga peluang buat kita, menambah bacaan yang sudah ada,” ujarnya.
Editor: denkur