TKI Jawa Barat Khawatir Pulang ke Indonesia  

Sabtu, 29 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Humas Jabar

Foto: Humas Jabar

DARA | BANDUNG –- Sebagaian tenaga kerja Indonesia (TKI), khususnya asal Jawa Barat, yang habis kontrak kerjanya di Korea Selatan, merasa khawatir ketika pulang ke tanah air. Keluhan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat menerima audiensi Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, di Gedung Negara Pakuan, kemarin.

Menurut gubernur, rata-rata TKI ragu untuk bekerj, atau melanjutkan usaha di tanah air. Namun menurut gubernur, kini ada program One Village One Company (OVOC) atau satu desa satu perusahaan. Artinya Pemprov Jaawa Barat telah menyiapkan peluang bisnis bagi para “alumni” tenaga kerja itu.

“Mungkin mereka khawatir karena tidak apal peta,” katanya.

Sementara itu, Umar Hadi menyebutkan, pihaknya juga telah membuat pembekalan untuk para ex pekerja tersebut. Mereka dibekali ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan, manajemen keuangan, menajamen SDM.

“Supaya mereka termotivasi pulang ke Kampung bikin sesuatu,” ujarnya.

Umar Hadi, mengungkapkan maksud kedatangannya bertemu gubernur, yakni untuk mendukung kemajuan Provinsi Jawa Barat. Menurut Umar, para investor Korea sangat tertarik untuk menjalin kerjasama dengan Indonesia, dan Jawa Barat sebagai kawasan yang potensial.

“Kami datang satu tim untuk melihat ke depan apa saja yang jadi prioritas bisa dikerjakan bersama,” katanya, dilansir jabarprov.go.id.

Salah satunya, niat Hyundai Motor Company (HMC) untuk membangun pabriknya di Indonesia. Saat ini HMC masih terus melakukan berbagai persiapan untuk memulai pembangunan pabrik.

Begitu pula, lanjut Umar, sekitar 30 perusahan Korea lainnya siap berinvestasi di Jawa Barat. “Hyundai menargetkan produksi sekitar 300.000 unit kendaraan roda empat per tahun dan membutuhkan ribuan orang pegawai,” kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur menjelaskan, Jawa Barat memiliki potensi yang begitu tinggi dalam dunia investasi. Baik investasi di bidang padat karya, ataupun di banyak sektor lainnya.

Apalagi saat ini, Pemprov Jawa Barat, juga tengah mengembangkan Segitiga Rebana sebagai pusat ekonomi baru. Adapun tiga titik pertumbuhan yang akan dikembangkan meliputi kawasan Cirebon- Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati-Pelabuhan Patimban.

Ia menjelaskan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati merupakan batas paling selatan di segitiga tersebut. Sementara batas utaranya adalah Pelabuhan Patimban dan batas timurnya wilayah Cirebon.

“Kita sedang berupaya menggeser industri ke sebuah zona yang namanya Rebana,” katanya, saat menerima audiensi Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, di Gedung Negara Pakuan, kemarin.

Menurut gubernur, ada sejumlah keuntungan dan beragam kemudahan bagi para investor yang berminat menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), atau juga disebut Spesial Economic Zone (SEZ) itu. Pertama yaitu, upah minimum regional (UMR) yang belum tinggi. Keunggulan kedua dari Segitiga Rebana, yakni kawasan yang ideal untuk industri otomotif.

Sepertiga Patimban telah didesain khusus untuk menunjang aktivitas ekspor kendaraan baik roda dua maupun empat. Keunggulan Ketiga, yaini harga tanah juga masih relatif murah.

“Keempat status sebagai sebagai KEK Zobe membuat investor hadir tidak perlu bayar pajak. Kelima perizinan tidak perlu lagi izin pemerintah. Tapi bisa langsung ke pengelola kantor KEK Zone,” ujarnya.

Tentu,  lanjut dia, berbagai keuntungan ini tidak dimiliki daerah lain. Maka Ia mengajak investor Korea untuk mempertimbangkan Segitiga Rebana sebagai lokasi berinvestasi.

Tak hanya investasi untuk per perusahaan saja, pihaknya terbuka bila ada investor yang bersedia jadi pengembang kawasan atau master developer. “Segitiga Rebana, tidak ada bandara yang begitu dekat dengan pelabuhan kecuali yang kita bangun. Sehingga logistik sangat murah, kira- kira begitu masa depannya,” katanya.

Sebagai tindak lanjut pertemuan hari ini, rencananya di pertengahan Juli 2019, gubernur akan mengirimkan tim delegasi. Sekitar September 2019, ia  berencana terbang ke Korea untuk bisa bertemu dengan para investor Korea secara langsung.

Selain itu, dia juga menyebutkan, saat ini, dengan adanya proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung yang melintasi Walini juga jadi pemicu hadirnya kota- kota baru di Jawa Barat. “Empat jalur kereta api juga sedang dihidupkan lagi. Kemudian dua bandara baru dikembangkan di Sukabumi dan Pangandaran. Dalam lima tahun proyek infrastruktur kita maksimalkan. Sehingga, akses menjadi baik.”

Editor: Ayi Kusmawan

 

 

 

Berita Terkait

Dispora Bandung Barat Gelar Pendidikan Bela Negara, Libatkan Anggota Pramuka
Wujudkan Transformasi Pajak, Kepala Bapenda: Layanan untuk Badan Usaha Makin Mudah
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 16 November 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 16 November 2024
Diskominfotik Bandung Barat, Berikan Edukasi Tentang Proteksi Penggunaan Data Pribadi
Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Bandung, Jumat 15 November 2024
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 18:06 WIB

Dispora Bandung Barat Gelar Pendidikan Bela Negara, Libatkan Anggota Pramuka

Sabtu, 16 November 2024 - 16:09 WIB

Wujudkan Transformasi Pajak, Kepala Bapenda: Layanan untuk Badan Usaha Makin Mudah

Sabtu, 16 November 2024 - 06:30 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 16 November 2024

Sabtu, 16 November 2024 - 06:28 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 16 November 2024

Jumat, 15 November 2024 - 20:50 WIB

Diskominfotik Bandung Barat, Berikan Edukasi Tentang Proteksi Penggunaan Data Pribadi

Berita Terbaru