Home / Ads

TKW Asal Cianjur Meninggal Dunia, Keluarga Curiga Ada Kejanggalan

Kamis, 12 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana duka masih menyelimuti kediaman Esa Sulastri (21) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Tipar RT 02/04 Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(Foto : Purwanda/dara.co.id)

Suasana duka masih menyelimuti kediaman Esa Sulastri (21) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Tipar RT 02/04 Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(Foto : Purwanda/dara.co.id)

Pihak Keluarga pun mempertanyakan penyebab kematian anak kedua dari tiga bersaudara yang dipulangkan ke tanah air pada Selasa (10/3/2020) sore.


DARA | CIANJUR– Suasana duka masih menyelimuti kediaman Esa Sulastri (21) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Tipar RT 02/04 Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Esa yang baru tiga bulan bekerja di Timur Tengah itu dipulangkan ke kampung halamannya dalam keadaan meninggal dunia.

Pihak Keluarga pun mempertanyakan penyebab kematian anak kedua dari tiga bersaudara yang dipulangkan ke tanah air pada Selasa (10/3/2020) sore.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Esa berangkat menjadi TKW ke Timur Tengah, tepatnya ke Jeddah, Arab Saudi pada Sempter 2019. Mantan buruh pabrik di kawasan Sukabumi itu bekerja ke luar negeri untuk membantu ekonomi kelarga dan membiayai adiknya yang masih duduk di bangku SMP.

Kabar kematian Esa diterima keluarga pada awal Januari 2020. Namun Cucun (42) ibu dari Esa mengaku mendapat kabar itu bukan dari pihak sponsor yang memberangkatkan anaknya, melainkan dari saudara dan tetangganya.

“Kabarnya meninggal tanggal 1 Januari, tapi tidak ada yang datang memberitahukan secara langsung, saya tahu dari saudara kalau anak saya meninggal,” tutur Cucun saat ditemui di rumahnya, Kamis (12/3/2020).

Cucun mengaku sempat tidak percaya anaknya meninggal setelah beberapa bulan bekerja di Arab Saudi. Apalagi beberapa hari sebelum meninggal, dia masih berkomunikasi menggunakan video call.

“Kalau gak salah tanggal 29 Desember 2019 saya video call dengan Esa. Dia masih bilang kerjanya nyaman, tidak mengeluhkan sakit,” ungkap Cucun seraya meneteskan air mata.

Proses pemulangan jenazah Esa membuthkan waktu sekitar 2,5 bulan. Lamanya pemulangan membuat jasad perempuan yang diberangkatkan melalui salah seorang sponsor asal Sukabumi itu sudah dalam kondisi hampir membusuk.

Diduga Esa diberangkatkan melalui jalur nonprosedural atau ilegal sehingga proses pemulangan memakan waktu lama.

“Saya tidak tahu pasti apakah berangkatnya legal atau ilegal, tapi kalau memang prosesnya benar katanya pemulangan bisa dua minggu setelah meninggal. Ini baru pulang Selasa (1/3/2020) sore, atau sekitar dua setengah bulan sejak saya dapat kabar anak kedua saya meninggal,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, dari keterangan yang didapatnya, Esa meninggal karena terkena serangan jantung akibat kelelahan. Tetapi Cucun mengaku masih tidak percaya anaknya meninggal karena sakit, apalagi pada bagian kepala Esa ditemukan lebam tepatnya di pelipis bagian kanan.

“Ya kan di videocall itu tidak mengeluh sakit apapun, tidak punya riwayat sakit jantung juga. Saya curiga ada faktor lain, apalagi lihat ada seperti lebam di pelipis kanan,” paparnya.

Cucun meminta pemerintah daerah atau pihak terkait turun tangan untuk memastikan penyebab kematian anaknya. “Saya hanya ingin dapat kepastian, anak saya meninggal karena apa. Kalau urusan santunan dari pihak terkait terutama yang memberangkatkan anak saya mah itu urusan lain, meski memang dibutuhkan untuk tahlilan selama tujuh hari. Saya juga mempertanyakan dua buah telepon seluler anak saya yang dia beli dari hasil bekerja di Arab Saudi? karena saat dipulangkan itu tidak ada. Saya harap segera ada kejelasan untuk semuanya,” tandasnya.

Sementara itu, Komarudin, Ketua RT 02 Kampung Tipar, mengaku tidak mengetahui pasti kapan dan bagaimana proses pemberangkatan Esa ke Timur Tengah. “Berangkatnya kapan saya tidak tahu, apalagi saya baru jadi RT. Saya tahunya almarhum jadi TKI setelah ada kabar dia meninggal,” kata Komarudin menjelaskan.

Dia menambahkan, pada bagian kepala memang ditemukan bagian yang seperti luka lebam. Tapi Komarudin juga tidak mengetahui apa penyebabnya.

“Saya kan bantu memakamkan, katanya bekas zat kimia pengawet jenazah, tapi memang hanya di bagian itu dan warnanya gelap seperti lebam. Untuk jelasnya kenapa saya juga tidak tahu,” pungkasnya.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X
“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe
Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин
“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202
Mostbet Přihlášení ️ Mostbet Subscription Na Oficiálních Stránkác
hello world
Citranatal 90 Dha Info
Berita ini 1 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X

Rabu, 2 Oktober 2024 - 22:19 WIB

“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe

Rabu, 2 Oktober 2024 - 17:43 WIB

Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:47 WIB

“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB