DARA | BANDUNG — Hampir 21 tahun Alis Juariah (46) meninggalkan keluarganya untuk mengadu nasib ke Riyadh, Arab Saudi menjadi asisten rumah tangga. Selama itu juga keluarga Alis di Kampung Muhara RT 01/10, Desa/Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menunggu kejelasan nasib ibu beranak satu itu.
Selpi Lusniawati (27), anak kandung Alis mengungkapkan, berbagai cara dan upaya dilakukan untuk mendapatkan informasi keberadaan dari ibu kandungnya itu. Sejak Selpi duduk di bangku kelas enam SD ibunya pamit untuk menjadi tenaga kerja wanita ke Riyadh.
“Sudah hampir 21 tahun, ibu saya tidak ada kabar beritanya. Ibu saya berangkat sekitar tahun 1998 dari PT Avida A Aviduta, di Jakarta,” kata Selpi, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (10/8/2019).
Selpi menyebutkan, ibunya terakhir kali mengirimkan sepucuk surat ke keluarganya di Haurwangi sekitar 2004. Di dalam surat, ibunya meminta keluarganya untuk membantu pengurusan kepulangannya.
Dari cerita di surat itu, ibunya sudah tidak betah bekerja di Riyadh, karena sering mendapatkan penyiksaan dari majikannya. “Majikannya sering menyiksa dan menyekapnya di kamar mandi. Bahkan, tangan ibu saya pernah ditusuk pisau oleh majikannya,” ujarnya.
Selpi sempat berusaha memulangkan ibunya ke tanah air dengan meminta bantuan BNP2TKI. Tapi upaya itu tidak membuahkan hasil, karena ia menilai BNP2TKI tidak peduli dengan nasib ibunya.
“Saya sudah meminta bantuan berbagai pihak terkait. Tapi hasilnya nihil. Keluarga masih saja tidak dapat kejelasan terkait nasib ibu saya,” katanya.
Upaya terakhir yang kini ia lakukan dengan keluarganya, mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo agar dibantu untuk mencari dan mengetahui nasib ibunya di Arab Saudi. “Saya membuat surat, meminta kemurahan hati Pak Presiden Jokowi agar dapat memulangkan ibu saya untuk kembali berkumpul dengan keluarga,” ujar Selpi.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan