Saat menikah dini, banyak yang belum siap saat akan memiliki keturunan. Juga, saat pertumbuhan penduduk tinggi dan tidak bisa dikendalikan, akan berpengaruh kepada tingkat perekonomian.
DARA | GARUT – Kodim 0611 Garut menekan angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Garut, Jawa Barat hingga 6 persen pada 2019 melalui program keluarga berencana kesehatan (KB-Kes) terpadu. Tahun ini, angka pertumbuhan penduduk di daerah ini hanya sebesar 21 persen.
Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Erwin Agung, menuturkan, pada 2018 angka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Garut mencapai 26 persen. Namun pada tahun ini menurun dan berada di angka 21 persen.
“Kami banyak melakukan langkah untuk menekan angka pertumbuhan ini. Salah satunya dengan sosialisasi peserta KB melalui kader agar mereka mengerti fungsi KB,” ujar Erwin, Kamis (12/12/2019).
Pihaknya juga memberi pemahaman kepada perempuan agar tak menikah dini. Ia menilai, angka pernikahan dini di Kabupaten Garut masih tinggi.
Saat menikah dini, banyak yang belum siap saat akan memiliki keturunan. “Anggota masuk ke sekolah-sekolah di Garut untuk menekan angka pernikahan dini itu. Diberi penjelasan soal risiko menikah dini,” katanya.
Saat pertumbuhan penduduk tinggi dan tidak bisa dikendalikan, menurut dia, akan berpengaruh kepada tingkat perekonomian. Keselamatan dalam melahirkan juga harus diperhatikan.
“Kalau terlalu sering hamil akan sangat berisiko saat melahirkan. Jadi pemahaman itu kami berikan ke masyarakat,” ujar Erwin.
Ia menyebut, potensi peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Garut masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha maksimal dalam program ini agar bisa menekan angka pertumbuhan penduduk.***
Wartawan: Beni | Editor: Ayi Kusmawan