Tokoh-tokoh Ini Ternyata Pernah Nyalon jadi Capres dan Cawapres

Minggu, 7 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Ada sejumlah nama tokoh yang ternyata pernah nyalon jadi capres dan cawapres.

DARA | Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, mulai dilakukan sejak berakhirnya orde baru, tahun 1998 dan lahirnya masa reformasi.

Sebelumnya pemilihan presiden dan wakil presiden itu dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR.

Pemilihan presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat, tepatnya pertama kali digelar saat Pemilu tahun 2004.

Berikut sejumlah nama yang pernah maju sebagai calon capres dan cawapres dalam Pemilu 2004:

1. Hamzah Haz-Agum Gumelar,

2.Amien Rais-Siswono Yudohusodo,

3.Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi

4.Wiranto-Salahuddin Wahid,

5.Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK).

Sedangkan pasangan Abdurahman Wahid-Marwah Daud Ibrahim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) gagal menjadi kontestan karena dianggap tidak memenuhi persyaratan BB4, yang melibatkan kesehatan jasmani dan rohani.

Mengutip sebuah artikel yang ditulis Haekal Attar dan ditayangkan NUonline, Pemilu 2004 terjadi dua putaran.

Di putaran kedua terjadi dua koalisi besar yang mempertemukan Megawati-Hasyim Muzadi dan SBY-Jusuf Kalla.

Koalisi pengusung Megawati-Hasyim Muzadi adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Damai Sejahtera Pembaharuan (PDSP), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), dan Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme.

Sedangkan pasangan SBY-Jusuf Kalla diusung oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Pemilihan tersebut akhirnya dimenangkan oleh SBY-JK dengan memperoleh suara 69.266.350 (60,62 persen), sedangkan Megawati-Hasyim Muzadi 44.990.704 (39,38 persen).

Pada pemilu 2004, partai pengusung SBY-JK lebih banyak dan masih eksis sampai pemilu 2019 daripada partai pengusung Megawati-Hasyim Muzadi.

Pemilu 2009

Pada pemilu 2009, pencalonan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diajukan oleh partai politik atau koalisi partai politik yang mengikuti Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2009 dan berhasil meraih paling tidak 20 persen dari total kursi DPR atau 25 persen dari total suara sah nasional.

Aturan ini berdasarkan UU Nomor 42 Tahun 2008. Pada 8 Juli 2009, proses pemungutan suara dilaksanakan.

Pasangan SBY-Boediono diusung oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, Partai Karya Peduli Bangsa, PBR, PPRN, PKPI, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Republikan, Partai Patriot, PNBK, Partai Matahari Bangsa, Partai Pemuda Indonesia, Partai Pelopor, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Perjuangan Indonesia Baru, dan Partai Penegak Indonesia.

Pasangan SBY-Boediono keluar sebagai pemenang dalam satu putaran langsung dengan meraih dukungan sebesar 60,80% dari total suara. Keberhasilan itu membuat SBY-Boediono unggul atas pasangan-pasangan lain.

Pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto mendapatkan suara 26,79 persen. Mega-Pro diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar Pangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI.

Sedangkan pasangan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto diusung oleh Partai Golkar dan Hanura. JK-Wiranto mendapatkan suara kedua 12,41 persen. Sebagai hasilnya, pasangan SBY-Boediono terpilih untuk memimpin Indonesia dalam periode berikutnya.

Pemilu 2014 Pada pemilu 2014, terdapat dua pasang calon yang ikut serta. Pasangan pertama adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, Demokrat, dan Parta Aceh (PA). Pasangan kedua adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura dan PKPI.

Pemilihan diadakan pada 9 Juli 2014, dan pasangan Jokowi-JK memenangkan suara sebanyak 53,15 persen. Mereka berhasil mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang meraih 46,85 persen.

Pasangan terpilih dilantik pada 20 Oktober 2014, menggantikan SBY sesuai Keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014.

Megawati yang sebelumnya bersama Prabowo di pilpres 2009, pada 2014 justru saling bertarung karena PDI Perjuangan menjadi partai penguasa, sedangkan Partai Gerindra menjadi oposisi.

Pemilu 2019 Pemilu 2019 merupakan pertarungan kembali antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Perbedaannya terletak pada fakta bahwa Jokowi, yang saat itu merupakan petahana, berhasil menarik minat lebih banyak partai untuk mendukungnya. Partai Golkar dan PPP yang sebelumnya mendukung Prabowo, beralih mendukung Jokowi pada Pemilu 2019.

Jokowi menggandeng KH Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya. Pasangan ini berhasil meraih kemenangan dengan perolehan suara sebesar 55,50 persen.

Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh suara 44,50 persen.

Dengan hasil ini, pasangan Jokowi-Amin ditetapkan sebagai pemenang dan melanjutkan kepemimpinan di Indonesia.

Pemilu 2024 P

Pada pemilu 2024, ketiga pasangan calon telah memenuhi persyaratan berdasarkan Pasal 220 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, yang memungkinkan partai politik atau aliansi partai politik untuk mengajukan calon dengan syarat memenuhi 25 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional.

Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar diusung Partai Nasdem, PKB, dan PKS.

Lalu pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Kemudian pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, PSI, PBB, dan Partai Garda Republik Indonesia.

Editor: denkur

Berita Terkait

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi
Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Pekan Kebudayaan Jawa Barat, Harmoni Keberagaman Warisan Leluhur
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 17:13 WIB

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi

Senin, 16 Desember 2024 - 12:17 WIB

Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia

Senin, 16 Desember 2024 - 11:36 WIB

Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB