Munggahan adalah tradisi umat Islam yang dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Dilakukan dua atau tiga hari sebelum awal puasa. Apa artinya?
DARA – Sudah bertahun-tahun tradisi Munggahan itu dilakukan umat Islam. Caranya umumnya kumpul-kumpul dan makan bersama sebagai bentuk kegembiraan menyambut tibanya bulan suci Ramadhan.
Atau bisa juga munggahan dengan cara melakukan ziarah ke makam orangtua.
Munggahan kata dalam bahasa Sunda yang tentu punya makna dalam. Mungguhan yang berasal dari kata dasar “unggah” yang artinya arti naik.
Seperti dikutip dara.co.id dari DeskJabar yang melansir acara TV (Indosiar) Mamah dan Aa Beraksi berjudul Munggahan Itu Tradisi atau Ibadah? Ustadzah kondang Mamah Dedeh menuturkan bahwa Munggahan adalah tradisi, atau budaya berasal dari Sunda Jawa Barat.
Munggahan berasal dari kata Unggah yang berarti naik ke derajat lebih tinggi.
Disebut Unggah, karena bulan Romadhan adalah bulan diturunkannya Kitab suci Umat Islam (Al Quran), bulan paling tinggi derajatnya dibanding bulan lain.
Jadi menurutnya, bulan Sya’ban ke bulan Ramadhan berarti bulan yang biasa naik ke bulan yang lebih tinggi derajatnya, Itulah Unggah.
Kemudian orang sunda meng-enakkan bahasa Unggah dengan awalan M dan akhiran an, maka jadilah kata Munggahan.
Menurut Mamah Dedeh, hikmah Munggahan yaitu Silaturahim, atau menyambung yang terputus antara keluarga. Maka dengan bersilaturahim, berjabat tangan, dan saling memaafkan dengan hati yang ikhlas, maka akan kembali suci, dan siap menghadapi bulan ramadhan.
“Luar biasa serunya Tradisi Munggahan, walaupun bukan syariat islam namun bermanfaat,” ujarnya seraya menambahkan, selama munggahan tidak melanggar aturan agama, silahkan silahkan saja.
Editor: denkur