Tragis… 160 Penambang Batu Giok Tewas Tertimpa Longsor

Jumat, 3 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: BBC.com

Foto: BBC.com

Pasca hujan deras longsor terjadi di penambangan batu giok. Gelombang lumpur dan batu mengubur setidaknya 160 orang penambang hingga tewas.


DARA | MYANMAR – Upaya pencarian masih dilakukan, pasalnya ditengarai masih ada orang hilang di situ. Sedangkan 162 penambang sudah ditemukan.

Peristiwa tragis itu terjadi di lokasi penambangan batu giok di wilayah utara Myanmar, demikian keterangan pemerintah negara itu.

Dikutip dari vivanews.com, Jumat (3/7/2020), Myanmar merupakan sumber batu giok terbesar di dunia, tetapi sering terjadi kecelakaan di berbagai lokasi pertambangannya, dan korban terbanyak adalah orang-orang yang mencari batu.

Departemen pemadam kebakaran Myanmar, dalam unggahannya di Facebook, mengatakan: “Para penambang batu giok dihantam gelombang lumpur, yang longsor setelah hujan deras.”

Sekitar pukul 19.15 waktu setempat:”ada 160 jenazah ditemukan dan 54 orang yang terluka diselamatkan ke rumah sakit,” ungkapnya. Tidak ada angka yang diinformasikan berapa jumlah orang yang masih hilang.

Menteri Urusan Sosial negara bagian Kachin, Dashi La Seng, mengatakan kepada BBC Myanmar: “Tiba-tiba … gelombang lumpur raksasa bercampur air hujan mengalir deras ke dalam lubang. Itu seperti tsunami.”

Hujan deras berlanjut sepanjang hari selama proses penyelamatan.

Polisi mengatakan sebagian warga tidak memedulikan peringatan yang dikeluarkan pada Rabu agar tidak bekerja di kawasan pertambangan setelah curah hujan yang deras.

Walaupun begitu, peringatan itu kemungkinan juga berhasil menyelamatkan banyak nyawa dalam longsor tersebut.

Video yang diabadikan dari lokasi kejadian memperlihatkan tanah longsor berskala besar itu mengalir ke lubang besar atau danau di lokasi penggalian.

Maung Khaing, seorang penambang berusia 38 tahun, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia melihat gundukan tanah bekas penambangan yang menjulang nyaris runtuh dan orang-orang berteriak “lari, lari”.

Dia berujar: “Dalam semenit, semua orang yang berada di bawah [bukit] menghilang begitu saja. Hati saya terasa kosong … Ada orang-orang yang terjebak di lumpur berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang bisa membantu mereka.”***

Editor: denkur | Sumber: vivanews

Berita Terkait

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama
Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung
Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung
Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri
BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Lima Contoh Ucapan Hari Guru Nasional
Jawa Barat Harus Jadi Teladan Kesuksesan Pilkada Bermartabat
Dukung Pilkada Serentak, Komdigi Lakukan Literasi Publik dan Jaga Ruang Digital
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 19:36 WIB

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama

Senin, 25 November 2024 - 19:21 WIB

Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 18:38 WIB

Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 13:02 WIB

Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri

Senin, 25 November 2024 - 12:36 WIB

BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Berita Terbaru

Foto: miga/dara.co.id

BANDUNG UPDATE

Prakiraan Cuaca Bandung, Selasa 26 November 2024

Selasa, 26 Nov 2024 - 05:44 WIB

mobil sim keliling kabupaten Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Selasa 26 November 2024

Selasa, 26 Nov 2024 - 05:40 WIB

mobil sim keliling kota Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Selasa 26 November 2024

Selasa, 26 Nov 2024 - 05:38 WIB