Persaingan e-commerce di Indonesia semakin ketat.
DARA | Sejumlah e-commerce mulai memperluas pasar, salah satunya dengan menyediakan layanan quick-commerce.
Seperti diketahui, e-commerce yang menyediakan layanan quick-commerce bukan hal baru lagi. Inovasi dalam hal kecepatan pengiriman terus dimunculkan.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan belanja online di Indonesia pada paruh kedua 2024 dengan melibatkan 2474 responden yang terdiri dari Generasi Z (37%), Milenial (41%), dan Generasi X (22%).
Riset ini melihat bagaimana penggunaan platform belanja di e-commerce dan quick-commerce serta strategi penjualan, khususnya live shopping dan affiliate link.
Hasil survei menyebutkan 91% responden melakukan transaksi online pada paruh kedua 2024. Lebih detail, 9 dari 10 orang mengaku bertransaksi di e-commerce dan 16% dari pembeli online berbelanja di platform quick-commerce.
Kebiasaan belanja online Gen Z
Pada semester kedua 2024, sebanyak 76% responden menggunakan dompet digital (e-wallet) sebagai metode pembayaran di e-commerce, disusul cash on delivery (COD) sebanyak 64% dan mobile/internet banking (47%).
Persentase tersebut tak jauh berbeda dengan Gen Z di mana mereka juga menggunakan e-wallet (75%), COD (69%), dan mobile/internet banking (42%) untuk membayar di e-commerce.
Kemudian, Gen Z menghabiskan rata-rata Rp414.309 untuk berbelanja di e-commerce per bulan. Nominal ini mengalami kenaikan sebanyak 14% dari tahun lalu.
Gen Z melihat live shopping dan affiliate link
Live shopping dan tautan afiliasi (affiliate link) adalah dua strategi pemasaran daring yang sudah dikenal luas. Keduanya menawarkan cara unik untuk menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Sembilan dari 10 responden Gen Z mengaku pernah menonton live shopping dan 62% dari mereka melakukan transaksi via fitur tersebut.
“Saat ini pengalaman berbelanja juga menjadi hal yang penting bagi konsumen e-commerce. Dengan kata lain, belanja di e-commerce bukan hanya sekedar membeli produk saja, tetapi perlu adanya pengalaman berbelanja lebih interaktif dan personal. Nilai inilah yang menjadi kelebihan live shopping. Hal inilah yang bisa dipertimbangkan bagi para penjual produk di e-commerce. Tanpa adanya inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, mereka berisiko tertinggal di tengah persaingan yang semakin ketat,” ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi.
Sementara itu, 86% pembeli online Gen Z pernah membuka affiliate link dari media sosial dan 53% dari mereka memutuskan untuk membeli produk tersebut.
Apa saja pertimbangan dalam memilih platform belanja online? Apa saja merek e-commerce dan quick-commerce yang paling banyak digunakan? Bagaimana persepsi masyarakat terhadap masing-masing merek e-commerce dan quick-commerce di Indonesia? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam laporan Jakpat “Indonesia E-commerce Trends – 2nd Semester of 2024” pada tautan berikut:
Editor: denkur | Sumber: Rilis