Polri menggandeng Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
DARA – Langkah ini diambil setelah pemerintah memutuskan memberi labelkan teroris kepada KKB Papua.
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, KKB di Papua dikategorikan sebagai teroris, sebab mereka kerap menyerang warga sipil, merusak fasilitas umum, dan menyebabkan kekacauan. Artinya, target mereka tidak hanya aparat keamanan.
“Berdasarkan fakta-fakta tindakan kekerasan yang mereka lakukan sudah sangat brutal yang menyasar masyarakat sipil, menyerang fasilitas warga dan publik itu yang kita anggap sudah keluar dari tindakan konflik bersenjata yang selama ini mereka lakukan,” tutur Paulus berdasarkan keterangan resmi dikutip Kamis (27/5/2021).
Paulus juga mengatakan, KKB telah melakukan aksi kekerasan yang dikategorikan sebagai tindak kejahatan luar biasa atau extraordinary crime, sehingga dibutuhkan upaya yang luar biasa pula untuk menumpas kelompok tersebut.
“Di situlah pelibatan BNPT, Densus 88, PPATK, yang memperkuat pemberantasan, karena selain aktor utama yang melakukan kekerasan, kan ada juga yang mendorong anggaran dana,” tegas mantan Kapolda Papua ini.
Lebih lanjut Kabaintelkam menerangkan, KKB di Papua memiliki senjata modern. Sejata itu, diduga disuplai, sehingga transaksinya bisa ditelusuri, khususnya dari sisi pergerakan uangnya. Namun, dalam beberapa kasus, KKB juga merampas senjata milik aparat.
Satgas Operasi Nemangkawi, sebelumnya menangkap LW, seorang anggota Terinus Enumbi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Minggu 23 Mei 2021.
LW ditangkap lantaran sebelumnya telah masuk Dalam Pencarian Orang (DPO) kepolisian.
LW merupakan salah satu penyuplai senjata kelompok Terinus Enumbi, pelaku penembakan Almarhum Letda Blegur pada Agustus 2018 lalu. Selain itu, dia juga pelaku perampasan senjata api milik seorang prajurit TNI yang kala itu sedang membawa sembako, pada Februari 2020.***
Editor: denkur