Panon (mata) Pendekar, adalah salah satu layanan Dishub Kota Sukabumi, sebagai upaya menumpas praktik pungli. Selain lebih mudah transaksi ini juga lebih transparan. Mata pendekar siap mengawasi segala bentuk transaki di dinas ini.
DARA |SUKABUMI – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi, berupaya menciptakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan bebas pungli. Salah satunya dengan melakukan terobosan baru proses pelayanan dengan nama Panon Pendekar (Pembayaran Non Tunai Pengujian Kendaraan Bermotor).
“Nantinya, proses pengujian kendaraan bermotor dilakukan dengan cara non tunai,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi, Abdul Rachman, Selasa (08/10/2019).
Transaksi non tunai ini, menurut dia, untuk menghindari dan mencegah pungli di lingkungan kantornya. “Transaksi pembayaran langsung melalui bank dan besaran retribusi bisa dilihat secara transparan, terpampang di layar monitor. Jadi bebas tidak ada pungli,” ujarnya.
Ia menambahkan, nanti transaksi menggunakan mesin Elektronic Data Capture (EDC) yang dikeluarkan bank BJB. “Dengan menggunakan kartu ATM, pengurus PKB sudah bisa bertransaksi,” ucapnya.
Inovasi ini, lanjutnya pula, telah dilirik dan menjadi pilot project provinsi Jawa Barat, karena baru Dishub Kota Sukabumi yang menggunakan sistem pembayaran PKB dengan cara non tunai. “Sistem pembayaran ini, pertama di Jawa Barat. Insyaallah diikuti daerah lain,” katanya.
Sementara, Kepala UPT PKB Dishub Kota Sukabumi, Jumyati, menjelaskan proses pembayaran PKB dengan cara non tunai. Kendaraan terlebih dulu masuk ke gedung pengujian, setelah keluar hasil dan lulus uji keluar jumlah retribusi yang harus dibayar melalui mesin EDC.
Sejak peluncuran sepekan lalu, Lanjut Jumyati, bertepatan dengan Hari Perhubungan, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada pemilik kendaraan barang dan umum. Iai optimis bisa mencapai target pendapatan dari retribusi PKB atau KIR, bahkan bisa melampaui target yang ditetapkan Pemkot Sukabumi.
“Memasuki triwulan keempat, pendapatan dari retribusi KIR telah mencapai 95 persen dari target Rp726 juta tahun 2019, tinggal Rp46 juta lagi untuk pencapaian target di bulan Oktober,” ujar dia.***
Wartawan: Riri Satiri | Editor: Ayi Kusmawan