Tutup akhir tahun 2020 pasokan gas elpiji 3 kg ditambah 202 ribu tabung, sehingga diyakini dapat mencukupi kebutuhan. Begitulah kabar terkini dari Garut, Jawa Barat.
DARA | GARUT – “Ya, ada penambahan sekitar 13 persen lebih atau kalau ditabungkan penambahannya sebanyak 202 ribu tabung untuk kebutuhan Natal dan tahun baru di Kabupaten Garut,” ujar Humas Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Garut, Evi Hartaz Alvian, saat menggelar jumpa pers di Kantor Hiswana Migas Garut, Jalan Otista, Kabupaten Garut, Selasa (22/12/2020).
Evi menyebutkan, kebutuhan gas subsidi di Garut setiap harinya rata-rata pada kisaran 50 ribu tabung atau dalam sebulan mencapai 1,2 juta lebih tabung gas subsidi yang digunakan rumah tangga untuk kebutuhan memasak maupun pelaku usaha kecil.
Menurut Evi, pihaknya memprediksi akan ada peningkatan kebutuhan masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru ini, seperti yang terjadi pada tahun–tahun sebelumnya, sehingga Pertamina menambah stok untuk mengantisipasi kelangkaan di pasaran.
“Jadi Kami tambah stok untuk mengantisipasi kelangkaan gas subsidi di pasaran saat momentum libur Natal dan tahun baru,” ujarnya.
Evi menuturkan, di Kabupaten Garut ada 39 agen dan 1.083 pangkalan yang siap mendistribusikan gas subsidi ke pasaran secara merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ia pun berharap, adanya penambahan gas subsidi itu dapat tepat sasaran dan bisa dimanfaatkan oleh rumah tangga miskin. Evi juga mengimbau masyarakat yang sudah mampu sebaiknya menggunakan gas nonsubsidi 5,5 kg atau 12kg agar tidak terjadi kelangkaan di pasaran. Karena menurutnya, gas yang didistribusikan itu sudah dicatat untuk kebutuhan masyarakat ekonomi rendah.
“Makanya agar tidak terjadi kelangkaan, kami imbau masyarakat yang mampu tidak menggunakan gas subsidi,” katanya.
Evi juga menyampaikan, jika di pasaran gas melon tersebut sulit di dapatkan, bukan berarti langka, melainkan pengirimannya mengalamai hambatan karena berbagai faaktor, seperti terjebak kemacetan, banjir, longsor dan jarak penyaluran yang cukup jauh.
“Pengiriman di Garut ini jauh dan medan jalan yang terjal sehingga terjadi keterlambatan, jadi bukan langka, yang ada karena telat dari pengisian di SPBE ke agen dan pengiriman ke pangkalan,” ujarnya.***
Editor: denkur