DARA | JAKARTA – Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, upaya proaktif yang ia lakukan membuat hubungan antara Jawa Barat-Inggris semakin erat. Ada banyak kerja sama di berbagai bidang yang telah dilakukan daerah ini dengan negara kerajaan tersebut.
Kerja sama yang ia maksud, antara lain dengan Plastic Energy Limited, yakni perusahaan pengolahan sampah plastik, dari kunjungannya ke Inggris Juli lalu. “Kunjungan lima hari (ke Inggris) beberapa waktu lalu, ada 17 komitmen dan mudah-mudahan ini memberikan percepatan pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan di Jawa Barat, katanya pada perayaan 40 tahun dukungan BritCham untuk perdagangan dan keanggotaannya di Indonesia yang digelar di Jakarta, kemarin.
Gubernur menyebutkan, Inggris memiliki anggaran setara Rp50 triliun untuk diinvestasikan di Indonesia. Karena itu, ia mengajak warga dan para pengusaha Jawa Barat untuk ambil bagian memanfaatkan anggaran yang dimiliki Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
“Jadi, kita akan memanfaatkan dana dari Inggris untuk Indonesia ini melalui Jawa Barat. Saya kira kalau pemerintah provinsi sudah sangat proaktif, maka pengusaha-pengusahanya harus lebih proaktif,” ujarnya.
Pada pada perayaan 40 tahun dukungan BritCham untuk perdagangan dan keanggotaannya di Indonesia yang digelar di Jakarta itu, gubernur mendapat Penghargaan Khusus Diaspora atau Special Diaspora Award dari British Chamber of Commerce (BritCham) Indonesia. Penghargaan diberikan berkat kepemimpinannya yang proaktif dalam mempromosikan potensi Jawa Barat di berbagai kesempatan, khususnya di mancanegara.
Menurut dia, pada bagian lain pidatonya, strategi pembangunan negara yang perlu dilakukan saat ini tidak bisa hanya dilakukan dengan menunggu pihak yang ingin kerja sama. Tapi perlu juga upaya lain seperti diplomasi ke berbagai negara.
“Hari ini pembangunan negeri ini tidak bisa hanya dengan jaga warung. Tapi melakukan diplomasi atau jemput bola. Jemput bola itu kita mendatangi, kita merumuskan,” katanya.
Dilansir situsweb resmi BritCham, British Chamber of Commerce berdiri sejak 1999. Selama itu, BritCham menjadi forum bagi tokoh penting politik, bisnis, hingga para ahli dari berbagai bidang. Di Indonesia, BritCham hadir untuk merepresentasikan kepentingan bisnis pemerintahan serta pengambil keputusan lain dari Inggris.***
Editor: Ayi Kusmawan