Vaksin Membesarkan Kelamin Tersebar luas, Faktanya Itu Hoaks

Selasa, 26 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat diundang sebagai pembicara di podcast youtubr milik Deddy Corbuzier, Dr. Tirta mengatakan bahwa banyak sekali hoax yang beredar terkait vaksin.


DARA|BANDUNG – Beredarnya informasi dari group what apps dan group facebook bahwa Vaksin dapat membesarkan kelamin pria. Dokter yang juga sebagai relawan satgas Covid-19 Dr. Tirta langsung membantah informasi tersebut dalam channel youtube milik Deddy Corbuzier.

Saat diundang sebagai pembicara di podcast youtubr milik Deddy Corbuzier, Dr. Tirta mengatakan bahwa banyak sekali hoax yang beredar terkait vaksin. Salah satu hoax yang baru-baru ini mencuat adalah membesarnya kelamin pria ketika telah disuntik vaksin.

“Itu hoax, Pfizer itu memang ada obat viagra. Bukan berarti vaksin Pfizer itu membesarkan alat kelamin pria. Jadi itu hoax bro,” ujar Dr. Tirta kepada Deddy pada Selasa (26/1/2021).

Ia menambahkan, adanya isu setelah divaksin dimasukan chip kedalam tubuh, juga merupakan hoax dan kesalahan informasi yang diterima oleh masyarakat. Chip atau barcode yang dimaksud adalah kartu yang diberikan kepada orang yang telah divaksin.

“Ini kalau udah vaksin dapat kartu. Kartu ini yang dimaksud pak Erick Tohir ada barcodenya. Jadi kalau lu udah vaksin, lu bisa scan kemana-mana,” ucap Dr. Tirta sambil menunjukan kartu barcodenya.

“Jadi kalau habis vaksin tu, lu dapat sertifikat, namanya sertifikat vaksin. Itu ada barcodenya, dimana entar kalau lu di scan, lu akan kedata bahwa lu sudah pernah di vaksin. Jadi bukan setelah di vaksin ada microchipnya itu kagak ada dan itu absurd,” jelasnya tegas.

Saat disinggung harga vaksin, Ia mengatakan bahwa vaksin akan gratis. Akan tetapi penggratisan vaksin di beri waktu yaitu 15-24 bulan saja dan hanya 70% warga Indonesia yang akan tercover vaksin dengan dua kali dosis. Artinya selama kurang lebih dua tahun pemerintah akan menanggung biaya vaksin.

Dr. Tirta meminta kepada pemerintah, agar vaksin di gratiskan sesuai dengan urutan keperluan dan urgensi siapa saja yang harus di vaksin, serta jangan di jual terlebih dahulu kepada para pengusaha yang mampu membli vaksin untuk karyawannya.

“Vaksin ini dosisnya terbatas, kalau ada yang punya uang beli duluan maka ada orang lain yang di korbankan karena vaksinnya terbatas,” ungkapnya.

Ia mengatakan, bahwa yang berhak divaksin terlebih dahulu adalah orang-orang yang berada di daerah red zone. Dr. Tirta menyebut bahwa guru harus menjadi prioritas utama setelah nakes yang harus disuntik vaksin.

“Pertama itu nakes, kedua kepala daerah atau pejabat atau orang lapangan dan lansia, ketiga itu guru dulu, setelah guru barulah dicari warga yang emang berada di red zone. Itu yang harus divaksin duluan,” pungkasnya.

Editor : Maji

 

Berita Terkait

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Hentikan Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor
Dibaca Usai Tarawih, Berikut Bunyi Doa Kamilin dan Terjemahannya
Berapa Besaran THR di Era Prabowo? Ini Dia Beritanya
Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi
Keutamaan Niat Puasa
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 Maret 2025 - 10:16 WIB

Dibaca Usai Tarawih, Berikut Bunyi Doa Kamilin dan Terjemahannya

Minggu, 2 Maret 2025 - 09:53 WIB

Berapa Besaran THR di Era Prabowo? Ini Dia Beritanya

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:22 WIB

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:04 WIB

Keutamaan Niat Puasa

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB