Pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang bekerja di sejumlah negara Asia Pasifik, seperti Taiwan, Hongkong, Jepang, dan Korea Selatan mendapatkan perhatian dan pemantauan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur.
DARA | CIANJUR – Pemantauan terhadap para pahlawan devisa itu untuk memastikan kondisi kesehatan para PMI asal Cianjur, dengan informasi penularan virus Corona di China dan sejumlah negara di sekitarnya.
Kabid Penempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Kabupaten Cianjur, Ricky Adhi Hikmat, menjelaskan, ada 104 PMI yang bekerja di negara-negara dekat China, yakni di Taiwan sebanyak 49 orang, Korea Selatan sebanyak 35 orang, Jepang sebanyak 2 orang, dan Hongkong sebanyak 18 orang.
PMI asal Cianjur ini bekerja secara formal maupun nonformal, dan rata-rata bekerja sebagai Care Giver, buruh pabrik, hingga buruh bangunan.
“Merebaknya kasus virus Corona ini, kita masih menunggu kabar dari para PMI ini. Mesti tidak ada yang secara langsung bekerja di China, negara tujuan PMI seperti Taiwan, Hongkong sudah ada kasus terjangkit penyebaran virus ini,” kata Ricky, kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).
Selain mencari informasi dari para PMI, Ricky menuturkan, pihaknya juga menunggu kabar dari Kementerian Tenaga Kerja dan KBRI terkait kondisi mereka.
“Kita menunggu kabar dari KBRI saja. Karena itu kaitannya dengan Kemenlu, KBRI dan BNP. Kita tidak punya akses ke sana,” ujarnya.
Ricky menambahkan, pihaknya baru-baru ini telah dimintai keterangan data oleh pemerintah pusat terhadap jumlah pekerja yang pulang periode Desember 2019-Januari 2020.
“Kemarin itu kita baru dimintain datanya, jadi berapa jumlah pekerja yang pulang dihitung dari dua minggu ke belakang, namun tercatat belum ada yang pulang,” tuturnya.
Kemungkinan besar, lanjut dia, data tersebut digunakan pemerintah pusat untuk mengecek keberadaan PMI di sana, dan memastikan kondisi kesehatannya setelah pulang dari negara-negara yang tersebar virus Corona.
“Saya kurang tahu pasti, karena hanya dimintai data saja, cuman kemungkinan memang itu untuk mengecek kesehatan mereka pasca pulang dari luar negeri, khawatirnya tidak terdeteksi dan tidak mendapat penanganan,” pungkasnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: denkur