Di tengah pandemi Covid-19, lima anak muda asal Bandung yang terbagung dalam band indie bergenre metal bernama Epigraph meluncurkan single yang bertajuk Unreal.
DARA | BANDUNG – Dalam perjalanannya Unreal merupakan sebuah refleksi manusia untuk tetap hidup dalam jati dirinya.
Salah satu Lead Gitar Epigraph Hap-hap mengatakan, Unreal sangat related dengan kondisi saat ini. Apalagi menurutnya wabah tersebut sangat sekali menghancurkan jiwa religius (sampai harus jum’atan ditiadakan sementara), lalu jiwa sosial (sampai harus social distancing).
“Itu sangat menghancurkan. Tapi kagetnya bikin lagu unreal ini emang spontan tanpa tahu bahwa wabah ini akan datang dan kebutulan agak related,” katanya.
“Sebetulnya ide unreal ini datang kehidupan saya pribadi. Sering kali realita buruk itu berusaha menghasut pribadi untuk masuk ke dalamnya. Namun alhamdulillah sampai saat ini masih berhasil melawan. Tapi memang sampai saat ini mungkin masih saja realita buruk itu terus meyelinap pelan-pelan menghasut untuk masuk ke kehidupan saya,” lanjutnya.
Pihaknya menuturkan secara musikalitas tidak ada perhitungan atau teknik tertentu yang dituangkan di lagu tersebut. “Memang mengalir gitu aja. Karena secara pengetahuan gitar juga ga begitu tau. Cuman yang ada di kepala aja yang muncul, dan kemudian dituangkan ke dalam instrumen,” jelasnya.
Hal yang sama vokalis sekaligus penulis lirik Iweng menyebutkan, dalam lirik yang disampaikan pada lagu Unreal dirinya ingin mencurahkan dengan sejujurnya. Selain itu ia menginginkan pesan dari Unreal bisa sampai kepada para pendengar.
“Dalam hal ini saya mencoba menerjemahkan apa yang hap-hap rasakan ke dalam lirik Unreal. Maka dari itu dapat kita dengar dalam setiap bait yang dinyanyikan, saya berusaha untuk jelas dalam penyampaian lirik. Semoga single ini bisa menjadi gambaran album kami nanti,” tegasnya.***
Editor: denkur